Jogja
Rabu, 2 Desember 2015 - 01:20 WIB

PILKADA BANTUL : Dianggap Membangkang, Jas Merah Tak Gentar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan umum kepala daerah (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Pilkada Bantul untuk PDIP terjadi perpecahan.

Harianjogja.com, BANTUL-Tak dianggap sebagai kader oleh struktur Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bantul, relawan PDIP Bantul yang tergabung dalam Relawan Jas Merah (RJM) tetap bergeming.

Advertisement

Koordinator RJM Heru Joko Widodo menegaskan, pernyataan Ketua DPC PDIP Arzunardi yang menganggap status mereka sebagai kader dan simpatisan partai otomatis gugur paska-pembelotan yang mereka lakukan, tak berdasar. Menurutnya, pengusulan nama Ida-Munir sebagai paslon pun sebenarnya bisa dikatakan menyalahi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai berlambang banteng moncong putih itu.

Heru menjelaskan, jauh sebelum muncul nama Ida-Munir, sekitar 14 Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP sudah bulat mengusulkan nama Suharsono sebagai bakal calon (balon) bupati Bantul dari PDIP. Di luar dugaan, rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) justru mengarah pada nama Sri Surya Widati.

“Ini artinya suara akar rumput seperti kami sama sekali tak dianggap,” tegasnya saat menggelar jumpa pers di RM Soto Kudus, Senin (30/11/2015) siang, mereka sama sekali tak menggubris teguran keras dari pihak struktur DPC PDIP Bantul tersebut.
.
Keteguhannya tetap berpihak pada Suharsono, diakui Heru bukan tanpa alasan. Selain memiliki ikatan emosional yang kuat, dukungannya terhadap Suharsono juga didasari oleh keinginan mereka atas perubahan kepemimpinan di Bantul. Rencananya, Selasa (1/12/2015) malam, pihaknya akan menggelar deklarasi RMJ di Harsono Center, Sewon.

Advertisement

Keinginan itu pun diakuinya sudah muncul sejak pembahasan setahun lalu. Pihaknya sudah sepakat agar DPC PDIP tidak mengajukan nama Sri Surya Widati sebagai balon bupati. Dari hasil komunikasinya dengan pihak Sri Surya Widati sendiri, pihaknya sudah mendapatkan ketegasan dari istri Idham Samawi itu untuk tak mencalonkan diri kembali sebagai bupati Bantul. “

Bu Idham [Sri Surya Widati] sudah sepakat menganggap posisinya sebagai Bupati periode lalu itu sebagai kecelakaan politik. Beliau sudah sepakat untuk tidak mencalonkan diri lagi,” kisahnya.

Oleh karena itulah, untuk Pilkada serempak 2015 ini, pihaknya memang sepakat untuk tidak mendukung paslon yang diusung oleh DPC PDIP Bantul. Akan tetapi, di Pilkada 2019 mendatang, ia dan relawan Jas Merah mengaku akan kembali ke garis awal untuk memenangkan PDIP di Bantul.
“Karena hati kami sejatinya tetap untuk PDIP,” tegasnya.

Advertisement

Hal itulah yang kemudian membuatnya tak menggubris pernyataan dari struktur DPC PDIP. Bahkan dengan tegas pihaknya mengaku siap untuk dipecat.

“Lagipula, untuk memecat anggota, tidak semudah membalikkan telapak tangan lo. Sampai hari ini kami masih pegang KTA [Kartu Tanda Anggota],” tegasnya.

Sementara Ketua DPC PDIP Bantul Arzunardi, sebelumnya pernah berujar, pihaknya hanya mengakui kader yang loyal dan mendukung paslon yang mendapatkan rekomendasi dari DPP. Jika ada kader yang membangkan, maka mereka tak lagi bisa disebut sebagai kader partai.

“Aturannya jelas. Siapa yang tak loyal dan sejalan dengan DPP, kami tak ingin membahasnya,” tegas Arzunari, Jumat (27/11/2015) siang lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif