News
Rabu, 2 Desember 2015 - 23:00 WIB

PENCATUTAN NAMA JOKOWI : Beredar Transkrip Komplit "Papa Minta Saham", dari "Koppig" Sampai Luhut

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon presiden Amerika Serikat (AS) , Donald Trump (kanan) berdiri dengan Setya Novanto, Ketua DPR RI saat konferensi pers di Manhattan, New York, AS, Kamis (3/9/2015). (JIBI/Solopos/Reuters)

Pencatutan nama Jokowi belum selesai di MKD. Kini beredar transkrip komplit rekaman “papa minta saham” di dunia maya.

Solopos.com, JAKARTA — Di tengah persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang menghadirkan Menteri ESDM Sudirman Said sebagai pihak pelapor, beredar transkrip lengkap rekaman “papa minta saham” di dunia maya.

Advertisement

Transkrip percakapan antara orang berinisial SN (Setya Novanto), MR (M Riza Chalid), dan MS (Maroef Sjamsuddin/Dirut PT Freeport Indonesia), itu menjadi viral di dunia maya. Dokumen dalam format MS Word tersebut dibagikan di Google Drive dan dibagikan di jejaring sosial.

Transkrip itu memuat percakapan yang diperdengarkan di sidang MKD, Rabu (2/12/2015) malam ini, termasuk jawaban atas pertanyaan anggota MKD, Syarifuddin Sudding, yang mempertanyakan di mana letak pernyataan “bagi-bagi saham”. Selain itu, ada pertanyaan dari MR tentang kemungkinan sumbangan Freeport buat pernikahan putra Jokowi di Solo beberapa waktu lalu. MS pun mengatakan tak ada sumbangan apapun.

MR: Gua sebentar, gua salaman, gua ketemu Pak Luhut gua kabur ke airport. Habis mau ngapain lagi lama-lama, yang penting buat kita nongol, salaman, ketemu Pak luhut udah.
MS: Airport sama kota kan deket.
MR: Iya
MS: Cuma macetnya Solo itu.
MR: Kalau gak naik itu, bisa jam 3 hari hari. Kalau mau. Tapi kira-kira kan bapak kira-kira sudah dapat Garuda kan. Freeport nyupport? (untuk pernikahan anak Jokowi)
MS: Nggak ada. Nggak ada kita
MR: Maklumlah presidennya, sudah banyak. (ketawa)

Advertisement

Namun dalam obrolan itu, ada pula pernyataan yang menyentil soal Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) yang ikut mengatur pernikahan itu.
SN: Saya ditanyain wartawan di kita, Pak itu kan dibatasi oleh Menteri PAN hanya 400. Presiden sudah 2000-3000. Ya nggak ada masalah, namanya masyarakat pengin ketemu presiden.
MS: Menteri PAN kan kadang masih ecek-ecek. Dia pikir, entar gua ngawinin gua sudah pensiun. Ya kan, anaknya Menteri PAN kan masih kecil-kecil. Bayangin aja 400.
MR: Suka-suka dia Pak

Selain itu ada kata-kata yang menyebutkan soal pembangunan proyek PLTA. Pernyataan MR bahwa Jokowi “koppig” juga muncul di sana. Semua tercantum, termasuk penyebutan nama Luhut yang disebut-sebut mencapai 66 kali.

SN: Pengalaman saya ya Pak. Presiden ini agak koppig (kopeh, bahasa belanda) tapi bisa merugikan semua. Contoh yang paling gampang itu PSSI. Apa susahnya ini ya, saya bicara. Saya harus bicara Freeport itu saya bicara dulu PSSI. Saya bilang, Pak Presiden pengalaman saya zaman SBY, SBY turun tangan. TVOne yang sudah menyiarkan liga dan lakunya bukan main, terpaksa harus dihentikan karena sudah teriak-teriak, ini menyangkut sponsor, pengangguran mereka, menyangkut macem-macem. Jadi bisa menurunkan juga kredibilitas isu-isu presiden. Presiden, Pak Ketua khusus PSSI saya tidak ada apa, apa tidak ikut campur dengan pihak mereka. Supaya Indonesia itu bangkit. Saya bilang, ada peraturan FIFA mengharuskan. Kalau saya yang kurang menguasai, Ketua MA menyampaikan hukum-hukumnya. Disampaikan pak, hukum-hukumnya. Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita. Tetap saja. Kita dikte saja. Gitu Pak. Koppignya dia buat bahaya kita. Kedua, Ketua MA sampai merasani sama saya enggak berkenan sama presiden. Wah gak cocoklah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif