Jogja
Rabu, 2 Desember 2015 - 00:20 WIB

PELAYANAN PUSKESMAS : Pengiriman Obat di Samigaluh Lambat, Apa Solusinya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Puskesmas (Dok/JIBI)

Pelayanan puskesmas diharapkan ditingkatkan.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Fasilitas medis di Puskesmas Samigaluh 1 dinilai masih sangat minim dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat di kecamatan tersebut. Kondisi itu disampaikan kalangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kulonprogo saat melakukan inspeksi mendadak, Senin (30/11/2015).

Advertisement

Anggota Komisi IV DPRD Kulonprogo Agung Raharjo mengungkapkan keprihatinannya usai melihat kondisi Puskesmas Samigaluh I. Padahal, puskesmas tersebut merupakan layanan kesehatan terdekat bagi warga sekitar.

“Kami melihat hanya ada 11 tempat tidur dan itu sudah penuh. Kebutuhan masyarakat akan puskesmas ini sangat tinggi, sehingga perlu tambahan tempat tidur pasien,” ujar Agung.

Agung menilai, pemerintah kabupaten semestinya dapat mengusulkan pembangunan puskesmas. Mengingat lahan yang masih tersedia di sekitar puskesmas sangat cukup untuk mengembangkan dan menambah layanan kesehatan.

Advertisement

Lebih lanjut Agung menambahkan, apabila puskesmas dapat dikembangkan dan fasilitas dapat ditingkatkan, maka warga Samigaluh tidak perlu mengakses layanan kesehatan hingga ke RSUD Wates. Selain lokasinya yang jauh, tentu saja dengan layanan yang dekat, keluhan kesehatan warga dapat langsung terlayani.

“Puskesmas ini perlu diperbaiki. Mengingat puskesmas ini sangat penting bagi masyarakat sekitar yang tidak bisa menjangkau layanan kesehatan di tempat lain,” imbuh Agung.

Selain persoalan fasilitas kesehatan yang kurang mencukupi. Wakil Ketua Komisi IV Upiyo Al Hasan mengungkapkan, pasokan obat di puskesmas tersebut juga belum mencukupi. Pengiriman obat juga dinilai sangat lambat, sehingga banyak obat yang sangat diperlukan masyarakat sudah habis. Tidak jarang warga harus membeli obat di apotik, sementara layanan jaminan kesehatan tidak bisa memenuhi itu.

Advertisement

“Stok obat yang sudah habis, tentu saja membebani pasien. Apalagi, banyak pasien yang bergantung pada obat yang dijamin oleh BPJS. Terpaksanya, warga harus menebus obat di Jogja dan tidak bisa diajukan klaim,” ungkap Upiyo.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Bambang Haryatno menandaskan, jumlah tempat tidur di puskesmas itu sudah cukup memadai. Pasalnya, paling tidak minimal tempat tidur yang dimiliki layanan kesehatan masyarakat di wilayah pinggiran berjumlah sepuluh tempat tidur. Sedangkan, untuk layanan kesehatan masyarakat di wilayah perkotaan jumlahnya sampai 45 tempat tidur.

“Jumlah tempat tidur disesuaikan dengan jumlah tenaga medis yang ada di puskesmas itu,” ungkap Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif