News
Selasa, 1 Desember 2015 - 21:58 WIB

TURKI VS RUSIA: Erdogan Siap Mundur Jika Terbukti Bantu ISIS

Redaksi Solopos.com  /  Nugroho Nurcahyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Recep Tayyip Erdogan (JIBI/Solopos/Reuters)

Turki selama ini terus membantah negaranya mendukung ISIS dengan membeli minyak ilegal.

Harianjogja.com, ANKARA—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (1/12/2015), mengatakan, siap mundur jika tuduhan yang dilancarkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa Turki melakukan perdagangan minyak dengan kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terbukti.

Advertisement

“Saya akan mengatakan sesuatu sangat tegas di sini. Jika tuduhan itu terbukti, demi martabat bangsa saya tidak akan bertahan pada jabatan ini,” kata Erdogan seperti dikutip kantor berita Anatolia di sela-sela pertemuan iklim PBB di dekat Paris yang juga dihadiri Putin.

Erdogan menantang Putin, yang menolak bertemu dengan pemimpin Turki itu setelah penembakan jet tempur Rusia. “Saya katakan kepada Putin apakah Anda akan bertahan? Saya katakan ini dengan jelas,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Senin (1/12/2015). “Marilah tetap bersabar dan tidak bertindak secara emosional.”

Erdogan mengatakan Turki memperoleh seluruh pasokan gas dan minyak melalui “jalur resmi”. “Kami bukan tidak jujur untuk melakukan pertukaran semacam ini dengan kelompok teroris. Semua orang harus tahu ini.”

Advertisement

Sebelumnya Rusia menuding Ankara menembak jatuh pesawat tempur Rusia Su-24 pada 24 November 2012 lalu untuk melindungi pasokan minyak dari kelompok ISIS ke Turki. Namun tuduhan ini dibantah keras Turki. Analis militer Rusia Vladimir Anokhin meyakini Turki nekat menembak jet Rusia setelah serangan udara Rusia terhadap kapal tanker dan kilang minyak rampasan ISIS di Suriah mengganggu kepentingan Turki yang selama ini disinyalir menadah minyak hasil rampasan ISIS. Rusia, lanjut dia, tidak pernah memperhitungkan bagaimana berartinya area itu bagi Turki.

Moskwa telah berulang kali menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah tambahan agar menentukan sikap terhadap para pembeli minyak dari militan. Suriah yang menjadi sekutu Rusia, berulang kali menuduh Turki serta beberapa negara Teluk, mendanai ISIS dan mencari keuntungan dari kehancuran negara itu.

“Apa yang telah dilakukan Turki adalah membawa aliansi NATO agar lebih dekat terlibat konflik terbuka dengan Rusia. Minimal menggagalkan peluang koalisi NATO-Rusia melemahkan ISIS di Suriah. Ini mungkin rencana Erdogan selama ini, ” tulis mantan penasehat Komisi Presiden AS-Rusia di Departemen Luar Negeri AS, James Carden kepada PBB.

Advertisement

ISIS, selama ini memang dikenal membiayai kegiatannya dengan penyelundupan minyak ke pasar gelap di Timur Tengah, khususnya di Turki. “Dealer komoditas Turki telah mendanai ISIS melalui pembelian minyak senilai US$50 juta per bulan dalam pasar gelap minyak. Ada laporan telah muncul menyatakan tak lain anak Erdogan Bilal telah menjadi donatur keuangan utama bisnis ini, ” kata Carden.

Dugaan keterkaitan kepentingan minyak ISIS dan Turki juga diungkap analis politik Amerika Serikat, Don Debar. Menurutnya, pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh Turki setelah Rusia memotong rute penyelundupan minyak kelompok ISIS ke Turki. “Ini bisa dimengerti. Saya tidak berpikir [penembakan] itu adalah suatu kebetulan,” kata Debar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif