Soloraya
Selasa, 1 Desember 2015 - 06:10 WIB

PILKADA BOYOLALI : PNS Kampanye Digerebek, Lurah Kabur, Warga Tolak Serahkan Kasus ke Panwas

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan warga berkumpul di depan rumah Kades Bendo, Samsidi. Mereka menyandera Camat Nogosari, Wagino yang kepergok tengah kampanye dan memobilisasi PNS, Selasa (1/12/2015) dini hari tadi. (Hijriah AW/JIBI/Solopos)

Pilkada Boyolali memanas.

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan warga menggerebek PNS yang kedapatan kampanye di salah satu rumah PNS Dukuh Bosan, Desa Bendo, Nogosari, Senin (30/11/2015) malam. Dalam penggerebekan itu Lurah Bendo melarikan diri. Namun warga berhasil menyandera Camat Nogosari. Mereka sempat menolak menyerahkan kasus tersebut ke Panwas sebelum dimediasi oleh Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono dan Ketua Panwaslu Boyolali, Narko Nugroho.

Advertisement

Camat Nogosari, Wagino, kepergok warga berkampanye dengan mengumpulkan puluhan pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu rumah PNS di Dukuh Bosan, Desa Bendo, Nogosari, Senin (30/11/2015) malam.

Selain camat, warga juga memergoki Kades Bendo, Samsudi, di lokasi. Ada sekitar 30-an warga yang menggerebek agenda politisasi PNS tersebut. Begitu digerebek, puluhan PNS pun bubar. Kades melarikan diri. Sementara warga menyandera camat Wagino.  Warga mengadili camat di tempat.

Kejadian itu mengundang reaksi masyarakat Nogosari. Ratusan warga pun berdatangan. Menurut salah seorang warga, Joko Riyanto, warga terpaksa bertindak sendiri karena selama ini penanganan pelanggaran pilkada tidak pernah ada tindak lanjut.

Advertisement

Selain menyandera camat, warga juga menyandera dua mobil yang salah satunya merupakan mobil dinas camat AD 81 D namun diganti dengan pelat hitam AD 9045 PD.

Penggerebekan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB namun aparat bersama Panwaslu baru bisa mengamankan Camat sekitar pukul 00.30 WIB. Warga menolak menyerahkan camat kepada aparat dan Panwaslu sebelum mendapat jaminan bahwa dugaan pelanggaran netralitas itu benar-benar diproses.

Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono dan Ketua Panwaslu Boyolali, Narko Nugroho yang datang ke lokasi berusaha meredam emosi warga. Namun, warga tetap menolak untuk menyerahkan camat. Bahkan warga sempat menuntut agar Pj bupati, Sri Ardiningsih, yang datang ke lokasi dan menjemput camat.

Advertisement

Butuh waktu lama untuk meyakinkan masyarakat. Hingga akhirnya warga mendesak Ketua Panwaslu Narko Nugroho untuk membuat surat pernyataan bersedia menindaklanjuti pelanggaran tersebut.  Dengan pengawalan ketat polisi, pukul 00.45 WIB  Camat langsung dibawa aparat ke Kantor Panwaslu Boyolali untuk diperiksa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif