News
Selasa, 1 Desember 2015 - 17:30 WIB

PENCATUTAN NAMA JOKOWI : Jokowi Disebut "Koppig" (Keras Kepala), Pengaruh Luhut Disorot

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kedua dari kiri), unsur pimpinan DPR yang terdiri atas Setya Novanto (kiri), dan Fadli Zon (ketiga dari kiri), didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pejabat DPR berjalan keluar ruangan seusai mengikuti rapat konsultasi antara pemerintah dan DPR di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/4/2015). Presiden Joko Widodo dalam kesempatan itu akhirnya memberikan penjelasan terkait pembatalan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan dan pengajuan Komjen Badrodin Haiti sebagai calon Kepala Kepolisian Negara Repiblik Indonesia yang baru. (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Pencatutan nama Presiden Jokowi kian panas dengan beredarnya transkrip baru. Jokowi disebut “koppig” dan memicu perdebatan baru.

Solopos.com, JAKARTA — Transkrip pembicaraan skandal Freeport yang diduga memuat percakapan Setya Novanto dan pengusaha Reza Chalid masih heboh di media sosial. Pernyataan Reza yang menyebut Jokowi “koppig” menjadi salah satu viral.

Advertisement

Di Twitter, Facebook, maupun Path, info grafis yang dimuat Koran Tempo hari ini yang memuat transkrip tersebut dibagikan berulang-ulang. Kata koppig disebut-sebut muncul dari suara Reza Chalid. “Kita dikte saja, gitu Pak. Koppig-nya dia buat bahaya kita.”

Koppig adalah “keras kepala” dalam bahasa Belanda. Pernyataan “koppig” itu dilanjutkan dalam kalimat berikutnya. “Jokowi orangnya koppig. Contohnya soal PSSI.”
“Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak, Pak. Ngono, Pak.”
“Jokowi orangnya alot.”
“Freeport pasti jalan. Jokowi tidak akan menghalangi lagi.”
“Kalau sampai Jokowi nekat nyetop, jatuh dia.”

Advertisement

Koppig adalah “keras kepala” dalam bahasa Belanda. Pernyataan “koppig” itu dilanjutkan dalam kalimat berikutnya. “Jokowi orangnya koppig. Contohnya soal PSSI.”
“Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak, Pak. Ngono, Pak.”
“Jokowi orangnya alot.”
“Freeport pasti jalan. Jokowi tidak akan menghalangi lagi.”
“Kalau sampai Jokowi nekat nyetop, jatuh dia.”

Dalam transkrip itu, suara lain yang disebut-sebut Setya Novanto juga menyatakan ungkapan bahwa Jokowi membatasi langkah JK. “Jokowi membatasi langkah Wakil presiden Jusuf Kalla.”

“Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam, makin kenceng dia. Nekat, Pak. Waah..”

Advertisement

Sementara itu akun anonim Partai Social Media @PartaiSocmed berkomentar diplomatis. “Untunglah Jokowi dibilang koppig oleh gerombolan itu. Bayangkan jika dia dibilang murah hati oleh mereka?”

Tak hanya itu, dalam info grafis lainnya, ada pernyataan yang disebut-sebut dari Setya Novanto, juga menyebut nama Luhut (Panjaitan) yang disebut sebagai teman lama di pemerintahan. Akun @TunaiOnly membagikan screenshoot tulisan yang menyebutkan hal tersebut mengomentari pengaruh Luhut terhadap keputusan Jokowi.

“Ah ketum juga cuma INGIN apa yg didenger. Ini kan bukti dr ketum. Jokowi gampang di hasut luhut. 99%,” kicaunya, Selasa, yang di-mention ke akun @PartaiSocmed.

Advertisement

Sebelumnya, seusai menggelar rapat tentang Dewan Keamanan Nasional, Luhut mengaku bersedia datang untuk memberikan keterangan apabila diminta oleh MKD. “Ya datang. Gitu aja repot,” ujar Luhut di kantornya, Senin (30/11/2015).

Luhut menjadi salah satu orang yang namanya disebut-sebut oleh Ketua DPR Setya Novanto dalam lobi renegosiasi kontrak Freeport Indonesia dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Ma’ruf Syamsudin dan pengusaha migas Riza Chalid. Bahkan, nama Luhut disebut Setya Novanto sebanyak 70 kali.

“Ya enggak apa-apa, kita tunggu saja MKD,” imbuh Luhut menanggapi penyebutan namanya sebanyak 70 kali dalam rekaman pertemuan Ketua DPR dengan pengusaha migas dan pimpinan Freeport.

Advertisement

Luhut mengaku tidak memandang pertemuan Setya Novanto dengan Ma’aruf Syamsudin dan Riza Chalid sebagai suatu persoalan yang dapat diajukan ke ranah hukum. “Persoalannya saja kita enggak tahu, apanya yang mau dibawa ke hukum?” pungkas Luhut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif