Jogja
Selasa, 1 Desember 2015 - 23:55 WIB

PDAM SLEMAN : Aliran Mati, Tagihan Air Justru Bengkak, Kok?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos/Dok.)

PDAM Sleman dikeluhkan warga karena tagihan justru naik.

Harianjogja.com, SLEMAN-Sejumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sleman mengeluh karena beberapa bulan terakhir aliran air mati. Warga kesal karena meski air tak mengalir tapi besaran tagihan air tetap sama bahkan ada tagihan yang justru naik.

Advertisement

“Kalau lancar itu Rp90.000-an [per bulan] tapi pas macet malah pernah sampai Rp100.000,” kata warga Jangkang, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, yang enggan disebut namanya itu, Senin (30/11/2015).

Ibu rumah tangga ini menyebut air PDAM mulai mati sekitar tiga bulan lalu. Air mati saat dibutuhkan untuk mandi, memasak dan aktivitas rumah lainnya di pagi dan sore hari. Hal itu menurutnya dikarenakan udara dalam pipa ikut terhitung dalam meteran.

“Saat buka kran, yang terdengar hanya suara angin. Tidak keluar airnya tapi meteran tetap jalan lebih kencang,” kata dia.

Advertisement

Hal yang sama juga diungkapkan Diana, warga Tegalmindi, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik. Air PDAM di rumahnya selalu mati sejak pagi. Air mengalir kembali saat tengah malam.

“Tengah malam harus ngisi [bak]. Kalau tidak, kadang jam 04.30 WIB airnya sudah mati lagi,” ungkapnya.

Sama halnya dengan narasumber di Jangkang, Widodomartani tadi, tagihan air yang harus dibayar tidak mengalami penurunan tapi justru sebaliknya, tagihan selalu naik.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : BUMD Sleman Pdam Sleman
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif