Jogja
Selasa, 1 Desember 2015 - 19:55 WIB

KASUS DBD SLEMAN : Kawasan Indekos Paling Rawan DBD

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Kasus DBD di Sleman banyak ditemukan di kawasan indekos perkotaan

Harianjogja.com, SLEMAN– Warga Sleman diminta waspada serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena pada musim hujan, temuan kasus ini meningkat.

Advertisement

Data di Dinas Kesehatan Sleman, jumlah kasus DBD selama 2015 hingga November di Sleman mencapai 490 kasus. Dari angka itu pada musim hujan mencapai angka tertinggi yaitu Januari 99 kasus dan Februari tembus 106 kasus.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman Novita Krisnaeni mengungkapkan hampir di semua kecamatan di Sleman terdapat kasus DBD.

“Wilayah endemiknya terutama menjangkit di kawasan perkotaan, seperti Depok, Gamping, Godean, Kalasan, Sleman, Ngaglik dan Mlati,” jelasnya, Senin (30/11/2015).

Advertisement

Wilayah penduduk perkotaan rawan DB karena seringkali pemukimannya padat, banyak indekos yang kadang penghuninya kurang berperilaku hidup sehat.

“Seperti mereka jarang menguras bak mandi karena tidak peduli. Bisa disebut anak kos juga rentan terhadap demam berdarah,” ujarnya.

Untuk mencegah DB, lanjut dia, masyarakat bisa melakukan tindakan menguras bak mandi, mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air. Serta tambahan dengan memberikan larvasida atau penggunaan abate dan ikan pada tempat penampungan air sekitar rumah.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Kasus Dbd Sleman
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif