Jogja
Selasa, 1 Desember 2015 - 09:20 WIB

JAFF 2015 : Festival Film Asia Putar 159 Film, Beri Ruang untuk Sinema Tiongkok

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAFF 2015 akan memutar 159 film, gelaran kali ini memberikan ruang untuk sinema Tiongkok

Harianjogja.com, JOGJA- Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ajak warga Jogja mencermati sisi lain Tiongkok.

Advertisement

JAFF memasuki usia 10 tahun pada gelarannya di 2015 ini. Tahun ini, tema (Be)Coming diangkat dalam gelaran festival film yang menjadi salah satu dari 25 Coolest Festival in The World versi majalah Moviemaker.

“Tema tahun ini bisa diangkat menjadi 2 hal, being dan coming juga becoming,” papar Budi Irawanto, Direktur Festival JAFF di Greenhost, Prawirotaman, Jogja, Senin (30/11/2015).

Advertisement

“Tema tahun ini bisa diangkat menjadi 2 hal, being dan coming juga becoming,” papar Budi Irawanto, Direktur Festival JAFF di Greenhost, Prawirotaman, Jogja, Senin (30/11/2015).

JAFF akan digelar pada 1-6 Desember di berbagai tempat di penjuru Jogja antara lain Taman Budaya, Bentara Budaya, dan Empire XXI.

Tema ini merujuk pada keberadaan sinema Asia yang memberi warna baru pada identitas film di seluruh dunia dan bagaimana JAFF merupakan salah satu faktor yang berkontribusi banyak dalam hal itu.

Advertisement

Gabungan kedua kata tersebut, Becoming menjadi istimewa karena maknanya bahwa sinema Asia masih terus berproses karena kolaborasinya dengan berbagai pihak.

Gelaran JAFF juga dikenal dengan ciri khas pelaksanaan public lecture yang mewadahi karakter unik Jogja sebagai kota pendidikan. Di tahun ini, public lecture JAFF menggelar seminar bertajuk “Becoming Asia” yang menegaskan pentingnya tidak melihat sinema Asia dalam pengertian yang baku dan tak berubah.

Tiongkok diambil sebagai studi kasus karena perkembangan negara tersebut di dunia modern ini sebagai suatu kekuatan baru.

Advertisement

“Semua berpikir Tiongkok sebagai suatu kekuatan perdagangan, pusat uang tapi tidak ada yang pernah memikirkannya dalam karya sinemanya atau kebudayaannya,” jelas Budi.

Khusus untuk tema yang diambil ini dihadirkan pula Isabelle Glachant, wanita yang aktif sebagai produser sinema-sinema negeri tirai bambu tersebut.

Program bertajuk Focus on Chinese Cinema bertujuan menangkap geliat kontemporer sinema Tiongkok dengan keragaman tema, gaya dan bahkan lokasi produksinya. JAFF 2015 memutar 6 film Tiongkok yang terdiri dari 4 film fiksi dan 2 film dokumenter.

Advertisement

Seluruhnya akan memberi potret yang kompleks akan Tiongkok yang jauh dari impian imaji eksotis dan stereotipikal ala film-film Hollywood. Bahkan beberapa film Tiongkok yang diputar merupakan potret kehidupan orang-orang Tibet yang notabene adalah hal yang jarang diangkat bahkan di negeri itu sendiri.

JAFF 2015 akan memutarkan 159 film baik panjang maupun pendek dari 23 negara di Asia. Tiap film yang diputar terangkum dalam beberapa program antara lain Asian Features, The Faces of Indonesia Cinema Today, dll.

Akan ada pula 3 program fringe yakni Open Air Cinema, Forum Komunitas, dan Public Lecture. “Program Open Air akan dilaksanakan di 5 titik seputar Jogja yakni Kotagede, Kraton, Banyuraden, Kasihan, dan Sedan,” jelas Ismail Basbeth, Program Director JAFF.

Forum Komunitas JAFF 2015 menghadirkan 36 komunitas yang akan melakukan presentasi mengenai prestasi dan perkembangan komunitas mereka. “Untuk tahun ini, direktur komunitas langsung bertanggungjawab pada direktur festival agar tak ada kesalahan interprestasi dari kami,” jelas Ismail.

Gelaran 1 dekade JAFF 2015 juga menandai usia ke-25 NETPAC. Sebagai bagian dari NETPAC, JAFF merupakan satu-satunya gelaran sinema yang tidak dalam bentuk penghargaan namun nominasi. “NETPAC berkegiatan di banyak negara, tapi hanya di JAFF terbentuk sebagai suatu festival film,” urai Ismail.

Di usia peraknya ini, NETPAC tak lagi terbatas di ruang-ruang Asia namun juga di lingkup hingga ke negara-negara Pasifik.

JAFF 2015 akan menayangkan berbagai film antara lain A Copy of Mind karya Joko Anwar, Battle of Surabaya, Filosofi Kopi, dll. Semua film dipilih dengan berbagai aspek menariknya yang menjadikannya sebagai potret kemajuan sinema Asia.

Hingga kini, JAFF telah ditunggu oleh 1.070 penonton yang telah mengakses tiketnya via online. Untuk pembukaan, JAFF 2015 akan menayangkan film Memories on Stones yang berkisah akan pencarian identitas kaum Kurdi. Penayangan ini akan dilakukan Selasa (1/12/2015) di Taman Budaya secara terbuka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif