Jogja
Selasa, 1 Desember 2015 - 14:55 WIB

HARI AIDS : Kisah Penderita HIV, Dijauhi dan Dipersalahkan Keluarga

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Hari AIDS, inilah kisah penderita HIV/AIDS di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA-Penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency (HIV/AIDS) semakin tahun makin bertambah. Mereka kini telah memperkuat diri dengan mendirikan peguyuban bagi penderita HIV AIDS.

Advertisement

Meskipun masyatakat makin memahami bahwa penderita HIV/AIDS tidak hanya karena hubungan sex namun stigma ini masih selalu dirasakan penderita HIV/AIDS. Salah satunya Bambang yang mengaku masih sering mendapatkan pembeda dari orang yang baru dikenalnya.

“Saat awal bincang-bincang mungkin biasa saja. Namun setelah mereka mengatahui jika saya menderita HIV mereka langsung menjauh. Bukan hanya penyakit ini menular namun seolah ada dosa yang saya bawa,” kata Bambang di daerah Demangan Jogja, Senin (30/11/2015).

Bambang mengaku menjadi terbiasa dengan kondisi ini. Bahkan dia tidak akan memaksa jika akhirnya ada orang yang ingin menjauh. Dia bahkan selalu berusaha menjelaskan dengan pelan pada semua orang jika mulai menjauh.

Advertisement

“Hanya ingin menyampaikan jika kebersamaan dan keterbukaan itu penting bagi kami,” jelas Bambang.

Bambang melanjutkan saat ini kebersamaan mulai dirasakan karena para penderita HIV/AIDS sudah memiliki komunitas sendiri. Lewat komunitas itu mengaku banyak penguatan yang dirasakan Bambang.

“Berbagi itu menjadi sangat penting. Namun kini komunitas bagi penderita HIV/AIDS di DIY memang makin menyentuh banyak orang. Bahkan permintaan Anti Retro Viral (AVR) juga makin tersedia dengan mudah,” jelas Bambang.

Advertisement

Penderita lain yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku obat ARV memang makin mudah didapatkan. Bahkan saat ini beberapa puskesmas di Kota Jogja juga mulai mengembangkan pemberian AVR secara langsung.

“Kalau sekarang memang masih harus di rumah sakit. Tapi katanya sebentar lagi sudah bisa diakses langsung di puskesmas. Saya sangat mendukung,” kata perempuan itu.

Pemilik rambut lurus dan berkaca mata itu mengaku sudah mulai ikut dalam komunitas Victory Plus sejak tahun 2013 silam. Selama ikut komunitas ini dia merasa makin menemukan kebersamaan dan dukungan.

“Dulu saat awal menjadi ODHA [Orang dengan HIV dan AIDS] langsung drop. Bahkan keluarga hanya menyalahkan saja. Lantas saya gabung dengan teman-teman di Victory Plus ini. Kini keluarga juga sudah mulai mendukung saya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif