News
Senin, 30 November 2015 - 13:45 WIB

KURS RUPIAH : Rupiah Melemah 29 Poin di Akhir Sesi I, Ini Faktor Penekannya

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Menghitung Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Solopos)

Kurs rupiah hari ini dibuka menguat tujuh poin, namun kemudian melemah 32 poin.

Solopos.com, JAKARTA — Indeks dolar AS bertahan menguat, naik 0,09% ke 100,11. Rupiah melemah 24 poin atau 0,17% ke Rp13.825/dolar AS. Pada akhir sesi I bursa saham, rupiah diperdagangkan melemah 29 poin atau 0,21% ke Rp13.830/dolar AS.

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (30/11/2015) rupiah menguat 7 poin atau 0,05% ke Rp13.794/US$. Namun, pada pukul 08.55 WIB, rupiah melemah 32 poin atau 0,23% ke Rp13.833/US$,

Terkait dengan itu, Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (30/11/2015), masih menghadapi tekanan penguatan dolar AS.

Advertisement

Terkait dengan itu, Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (30/11/2015), masih menghadapi tekanan penguatan dolar AS.

“Hari ini pelemahan rupiah berpeluang berlanjut, melihat belum surutnya penguatan dollar di pasar global walaupun sentimen positif dari inflasi November 2015 yang rendah bisa membawa sentimen positif.,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (30/11/2015).

Dikemukakan kombinasi antara buruknya data ekonomi Jepang dan Zona Euro yang mendorong pelemahan yen serta euro, berhasil memicu sentimen penguatan dolar yang ditunjukkan oleh dollar index yang bertahan di atas 100.

Advertisement

“Dollar index bertahan di atas 100, FOMC meeting perlahan jadi fokus,” kata Rangga.

Sementara itu, ujarnya, rupiah terbawa arus global, imbal hasil SUN perlahan naik. Rupiah melemah dan menembus 13.800 hingga Jumat sore setelah terbawa arus penguatan dolar di pasar global.

Di saat yang bersamaan tekanan jual juga menghampiri IHSG dan SUN – imbal hasil SUN perlahan mulai naik, walaupun hanya terbatas.

Advertisement

Rangga mengatakan selain faktor global, sentimen dari domestik juga diperkirakan mulai diperhatikan oleh investor.

“Selain paket kebijakan oleh pemerintah, angka inflasi November yang datang esok juga krusial untuk menentukan arah suku bunga acuan ke depan. Inflasi November 2015 diperkirakan turun ke bawah 5% YoY,” kata Rangga.

Sementara itu, NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (30/11/2015) bergerak di kisaran Rp13.738-Rp13.765.

Advertisement

Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan laju pelemahan pada rupiah masih berlanjut di akhir pekan.

“Masih maraknya penilaian terhadap ECB yang akan melonggarkan pengetatan moneternya melalui stimulus moneter yang akan diluncurkan, membuat laju euro terdepresiasi terhadap dolar AS,” kata Reza dalam risetnya.

Di sisi lain, ujarnya, laju dolar AS makin menanjak setelah berita Swiss National Bank yang kemungkinan akan melakukan pemangkasan suku bunga sehingga berimbas pada penurunan CHF terhadap dolar AS.

Tentu saja peningkatan laju USD tersebut berimbas pada melemahnya laju rupiah. Terpantau di akhir pekan, laju euro, poundsterling, dolar Australia, yen, dan beberapa lainnya mengalami pelemahan.

Kondisi yang tidak memungkinkan untuk laju rupiah dapat berbalik menguat setelah sentimen yang ada lebih mendukung laju dolar AS untuk dapat bergerak positif.

“Tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai akan masih adanya potensi pelemahan lanjutan,” kata Reza.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif