Jateng
Senin, 30 November 2015 - 13:50 WIB

GURU BESAR UNDIP : Diagnosis Keliru Bisa Tingkatkan Risiko Kematian Kasus Leptospirosis

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Guru besar Undip yang baru dikukuhkan pada Sabtu (28/11/2015).

Kanalsemarang.com, SEMARANG- termasuk zoonosis yakni penyakit yang secara alami ditularkan oleh binatang kepada manusia atau sebaliknya, yang tersebar paling luas di dunia dan berpotensi fatal pada manusia maupun binatang.

Advertisement

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh leptospira interrogans, kuman aerob, termasuk genus spirochaeta, berbentuk spiral dan bergerak aktif.

“Angka kefatalan kasus atu case fatality rate [ CFR] pada pasien leptospirosis berat dapat mencapai 30 persen,” kata dr. Muhammad Hussein Gasem pada pidato pengukuhan sebagai guru besar dosen tidak tetap Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabtu (28/11/2015).

Advertisement

“Angka kefatalan kasus atu case fatality rate [ CFR] pada pasien leptospirosis berat dapat mencapai 30 persen,” kata dr. Muhammad Hussein Gasem pada pidato pengukuhan sebagai guru besar dosen tidak tetap Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabtu (28/11/2015).

Peningkatan kejadian luar biasa (outbreak) leptospirosis di dunia dalam dasawarsa terakhir ini, lanjut dia, telah menjadikan leptospirosis sebagai salah satu the emerging of infectious diseases.

Bakteri leptospira sp yang berada di lingkungan, penularan kepada manusia lewat luka atau kulit yang lecet atau pecah-pecah, atau selaput lendir mulut, hidung dan mata, serta lainnya.

Advertisement

Menurut dia, salah satu problema diagnosis penyakit leptospirosis adalah penyakit yang sering terlewatkan, karena diagnosanya keliru sebagai penyakit lain atau misdiagnosis.

“Akibat diagnonas keliru ini angka kesakitan dan kematian yang dilaporkan lebih rendah daripada yang sebenarnya,” ujar Hussein Gasem.

Manifestasi klinik utama penyakit leptospirosis, sambung dia, adalah demam akut dan sulit dibedakan dengan penyakit infeksi lain.

Advertisement

“Leptospirosis belum dimasukkan dalam kelompok penyakit tropik terabaikan atau Neglected Tropical Diseases [TDs] oleh Badan Kesehatan Dunia [WHO],” tandas suami Prof. Sultana M.H Faradz mantan Pembantu Rektor IV Undip.

Sementara itu, Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama berharap dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh Prof. Hussein dapat memberikan manfaat besar bagi dunia kedokteran pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif