News
Minggu, 29 November 2015 - 20:15 WIB

RESHUFFLE KABINET JOKOWI : Rini-Sudirman-Lembong-Hanif Dinilai Layak Dicopot, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kanan) berbincang dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kiri), dan Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri seusai konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (16/11/2014). Pemerintah melalui Kementerian ESDM membentuk Komite Reformasi Tata Kelola Migas, dengan menunjuk Ekonom Faisal Basri sebagai ketuanya. Tim ini dibentuk khusus untuk menyelesaikan tata kelola sekaligus memberantas mafia migas. (Rachman/JIBI/Solopos)

Reshuffle kabinet Jokowi-JK diyakini segera dilakukan. Nama Rini Sumarno, Sudirman Said, Tomas Lembong, dan Hanif Dhakiri, dinilai layak dicopot.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak segera melakukan reshuffle jilid II untuk mencopot para menteri yang dianggap tak sejalan dengan program pemerintah. Sejumlah nama disebut-sebut sebagai orang yang harus diganti.

Advertisement

“Ada menteri-menteri yang tak mengindahkan perintah Pak Jokowi. Diminta jangan gaduh, tetap saja di luar gaduh,” kata pengamat politik Tjipta Lesmana dalam diskusi bertajuk Bersih-bersih Kabinet, Menggusur Menteri Anti Nawacita dan Trisakti di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015).

Sesuai perintah Presiden, sambung Tjipta Lesmana, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diganti dengan kereta sedang. Namun tiba-tiba Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meneken kontrak persetujuan proyek kereta cepat itu tetap berlangsung dengan melibatkan investor Tiongkok.

Advertisement

Sesuai perintah Presiden, sambung Tjipta Lesmana, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diganti dengan kereta sedang. Namun tiba-tiba Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meneken kontrak persetujuan proyek kereta cepat itu tetap berlangsung dengan melibatkan investor Tiongkok.

Nama lain yang kembali disebut adalah Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Sudirman Said. Nama terakhir dianggap melakukan manuver terkait kasus dugaan pencatutan nama Jokowi-JK soal negosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport yang melibatkan Setya Novanto.

“Presiden sudah bilang, Freeport diperpanjang dengan sejumlah syarat seperti divestasi dan pembangunan smelter,” katanya.

Advertisement

Selain kinerja menteri-menteri tersebut dianggap tak sesuai dengan program pemerintah, peluang masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pendukung pemerintah semakin menguatkan adanya reshuffle kabinet jilid II. “Tinggal menunggu waktu,” katanya.

Pendapat serupa dikemukakan Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan, menurutnyapara menteri itu tidak pro terhadap program Nawa Cita dan Trisakti. “Soal buruh tidak dilibatkan dalam pembahasan upah, sekarang naik turunnya upah berdasarkan inflasi,” katanya.

Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari melihat pemerintah saat ini menghadapi hambatan serius dari eksternal berupa pelambatan ekonomi global dan internal politik. Kemudian tak sedikit para pembantu presiden menggunakan nawacita sebagai pembenar bagi kepentingan pribadi dan kelompoknya. “Utang dan impor atas nama nawa cita,” imbuhnya.

Advertisement

Eva mengakui pemerintah sekarang ambisius berorientasi pada negara yang berbasis produksi dan pembagunan kemaritiman. Cara untuk mewujudkan ambisi itu salah satunya dengan pembangunan infrastuktur yang massif. Di sinilah perlunya peran para menteri membantu presiden merealisasikan program-programnya.

“Yang penting loyal ke presiden bukan ke kelompoknya. Kami mesti pintar mendayung di antara banyak karang. Pak Jokowi dijaga kalau lagi limpung,” katanya. Isu perombakan Kabinet Kerja kembali muncul ke permukaan seusai Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan serta petinggi PAN lainnya seperti Soetrisno Bachir melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Seperti diketahui, Agustus lalu, Presiden Jokowi sudah merombak strutktur kabinetnya. Perombakan kabinet meliputi yakni Menko Perekonomian, Kepala Bappenas, Menko Maritim, Menteri Perdagangan, Sekretaris Kabinet, dan Menkopolhukam.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif