SOLOPOS.COM - Jokowi dan tim transisi pemerintahannya. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)
Reshuffle kabinet Jokowi-JK diyakini segera terjadi. Presiden Jokowi diyakini tak mudah karena ada banyak kekuatan politik di kabinet, termasuk Tim Transisi.
Solopos.com, JAKARTA — PDIP selaku partai pemerintah menyatakan Presiden berpeluang besar melakukan reshuffle kabinet Jokowi-JK jilid II. Bahkan, hal itu dinilai sebagai keniscayaan karena kinerja sebagian menteri saat ini.
“Kalau reshuffel itu keniscayaan karena semata-mata supaya program nawacita dan trisakti bisa berjalan dengan baik,” kata politikus PDIP Eva Kusuma Sundari di sela-sela dikusi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015).
Namun, Eva Kusuma Sundari tak bersedia berkomentar lebih jauh mengenai nama-nama menteri yang bakal masuk reshuffle Jokowi-JK jilid II ini. Menurut dia, para menteri sejatinya harus membantu Presiden mewujudkan program-program di tengah perlambatan ekonomi global. “Yang penting loyal ke presiden,” katanya.
Dia menambahkan kendati program nawa cita dan trisakti merupakan inisiatif PDIP, tapi partainya harus mengakomodasi partai pendukung lantaran tidak menang mutlak. Karena itu, dia berharap partai pendukung pemerintah mesti sejalan mendukung Presiden Jokowi.
“Jadi kita ini mesti mendayung di antara banyak karang, realitas tidak segampang seperti menang mutlak,” ujarnya.
Eva melihat tahun pertama dan kedua Pemerintahan Jokowi cukup krusial karena harus membenahi sistem dan mewujudkan sejumlah program yang telah dicanangkan. Karena itu, pada masa-masa ini PDIP harus mengawal ketat Jokowi.
“Sekarang komunikasi dengan presiden sudah membaik. Realitas harus diterima karena tidak sepenuhnya [kabinet] PDIP. Ada Tim Transisi, ongkos politik kurang lebih begitu,” katanya.