Soloraya
Minggu, 29 November 2015 - 16:55 WIB

KASUS HIV/AIDS SOLORAYA : Penderita HIV/AIDS Di Soloraya Capai 1.738 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kasus HIV/AIDS di Soloraya melebihi estimasi KPA Pusat.

Solopos.com, SOLO–Temuan kasus HIV/AIDS yang ditangani Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo hingga September lalu mencapai 1.738 orang. Jumlah tersebut melebihi estimasi KPA pusat sebesar 1.356 orang.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, hingga September 2015 ditemukan 200-an kasus baru HIV/AIDS yang terdata KPA Kota Solo. Temuan tersebut diproyeksi lebih besar dibandingkan penambahan jumlah pengidap HIV/Aids sepanjang tahun lalu sebesar 290 orang.

Pengelola Program KPA Kota Solo, Tomi Prawoto, mengemukakan sebanyak 1.736 pengidap yang ditangani KPA Kota Solo berasal dari Solo dan daerah sekitarnya.

“Pengidap berasal dari Soloraya dan sekitarnya. Yang asli Solo ada sekitar 400-an. Sisanya dari luar daerah. Tidak ada batas wilayah untuk penanganan HIV/AIDS,” terangnya saat ditemui wartawan di sela sosialisasi HIV/AIDS di CFD Jl. Slamet Riyadi, Minggu (29/11/2015).

Advertisement

Lebih lanjut Tomi mengerangkan jumlah temuan HIV/Aids di Soloraya menduduki peringkat kedua se-Jawa Tengah. “Saat ini rangking dua di Jawa Tengah setelah Kota Semarang. Angka ini cukup luar biasa. Melebihi estimasi nasional sebesar 1.356 kasus. Sebab Solo menjadi rujukan daerah lain juga [untuk penanganan HIV/AIDS],” paparnya.

Menurut Tomi, pengidap HIV/AIDS di Solo didominasi pekerja seks komersial disusul pemakai narkoba dengan jarum suntik.

“Kebanyakan disebabkan hubungan seks berganti-ganti pasangan. Selain itu juga ada yang menggunakan jarum suntik bergantian untuk narkoba. Kasus penularan dari ibu ke bayi ada tapi tidak mendominasi,” jelasnya.

Advertisement

Tomi mengutarakan pengidap HIV/AIDS yang sudah dinyatakan positif tidak perlu khawatir soal biaya terapi penyakit seumur hidup. Menurutnya, pemerintah sudah menyediakan sejumlah alternatif tempat terapi secara gratis.

“Kasus ini ibarat fenomena gunung es. Tingginya temuan ini berarti makin banyak yang diterapi dengan ARV. Warga yang sudah memeriksakan diri dan positif, akan diberikan terapi gratis di beberapa tempat yang sudah ditunjuk. Sosialisasi penularan dan penanganan kami gencarkan terus,” katanya.

Tomi mengungkapkan tingginya temuan kasus HIV/AIDS di Soloraya membuktikan kesadaran masyarakat untuk memerikasakan diri semakin tinggi. Hal itu juga terlihat dari antusiasme warga melaksanakan pemeriksaan HIV/AIDS gratis di CFD Jl. Slamet Riyadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif