Jogja
Sabtu, 28 November 2015 - 22:30 WIB

HAMA PADI : Belasan Hektare Padi di Kulonprogo Diserang Wereng Putih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) Desa Bendungan, Sumini menunjukkan batang tanaman padi yang diserang hama kresek, Rabu (29/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Arief Wahyudi)

Hama padi di Kulonprogo mulai menyerang

Harianjogja.com, KULONPROGO – Lahan pertanian di Kecamatan Panjatan diserang organisme penganggu tanaman (OPT) memasuki musim tanam I (MT 1). Sedikitnya, 18 hektare dari 870 hektare lahan pertanian terserang hama wereng punggung putih dan blas atau jamur tanaman.

Advertisement

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo Tri Hidayatun mengatakan, lima kecamatan saat ini memasuki MT1. Di antaranya, Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Panjatan, Galur dan Lendah.

“Satu kecamatan, yaitu Panjatan, hampir sebagian besar lahan pertaniannya diserang OPT. Kami mulai intensifkan pengendalian dengan penyemprotan pestisida dan agensia hayati,” ujar Tri saat ditemui di kantornya, Jumat (27/11/2015).

Tri mengatakan, luas areal pertanian di Panjatan mencapai lebih drai 870 hektare. Namun, menurut laporan petugas pengendalian yang terserang hama luasannya mencapai 18 hektare. Tri mengungkapkan, lahan pertanian yang terancam OPT di kecamatan ini menyebar di delapan desa.

Advertisement

Lebih lanjut Tri mengatakan, upaya pengendalian hama tersebut mulai ditingkatkan para kelompok tani. Upaya pengendalian OPT dilakukan dengan dua metode. Di antaranya penggunaan pestisida atau secara kimiawi dan agensia hayati yakni menggunakan musuh alam.

“Penggunaan agensia hayati lebih diutamakan. Metode ini lebih aman bagi tanaman dan ramah lingkungan. Untuk mengatasi blas atau jamur, digunakan organisme sejenis bakteri yang dapat mengendalikan berkembangnya blas pada tanaman,” jelas Tri.

Tri mengungkapkan, serangan OPT semua menyerang areal pertanian di Desa Kanoman. Namun, semakin lama serangan OPT terus meluas. Sutiman mengatakan, tanaman yang rusak di desa tersebut luasnya mencapai 1,5 hektare.

Advertisement

Selain itu, kerusakan tanaman juga mulai terjadi di Desa Krembangan seluas dua hektare, Desa Bugel seluar 1,5 hektare, Desa Cerme dan Desa Panjatan masing-masing tanaman yang rusak mencapai satu hektare. Kerusakan tanaman yang terjadi di empat desa itu masih belum mengkhawatirkan.

“Namun, tanaman yang rusak berat secara total ada sekitar 2,5 hektare,” imbuh Tri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif