Soloraya
Jumat, 27 November 2015 - 21:40 WIB

PILKADA BOYOLALI : Warga Ketoyan Wonosegoro Datangi Balaidesa, Ini Tuntutannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Hardjono (tengah), menandatangani penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Boyolali 2015 seusai rapat pleno di Aula KPU Boyolali, Jumat (2/10/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pilkada Boyolali, perlawanan terhadap kades partisan di Boyolali terus meluas.

Solopos.com, BOYOLALI–Gejolak warga akibat ketidaknetralan kepala desa (kades) dalam menghadapi Pilkada Boyolali 2015, meluas. Setelah demo warga terjadi di Desa Bangkok, Kecamatan Karanggede, Kamis (26/11/2015), gejolak juga terjadi di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro.

Advertisement

Sejumlah warga mendatangi Balai Desa Ketoyan, Jumat (27/11/2015), dengan maksud mengklarifikasi Kades Ketoyan, A. Rahman, yang diduga tidak netral dan mempolitisasi dana-dana pembangunan yang akan masuk ke desa.

Informasi yang diperoleh Solopos.com, Kades A.Rahman telah meminta warga untuk menyukseskan Pilkada Boyolali dengan memilih salah satu pasangan calon dalam sebuah acara pengajian RT yang digelar di salah satu rumah warga RT 003/RW 003, Kamis malam.
“Warga itu bertanya-tanya dan merasa diintimidasi. Bantuan-bantuan dari pemerintah telah dipolitisasi. Katanya, kalau tidak mau mensukseskan pasangan nomor 1 [Seno Samodro-Said Hidayat], bantuan pemerintah tidak akan turun ke Ketoyan,” kata salah seorang warga Dukuh Gagatan RT 004/RW 003, Desa Ketoyan, Abadi, 57, saat ditemui Solopos.com, di Balai Desa Ketoyan, kemarin.

Advertisement

Informasi yang diperoleh Solopos.com, Kades A.Rahman telah meminta warga untuk menyukseskan Pilkada Boyolali dengan memilih salah satu pasangan calon dalam sebuah acara pengajian RT yang digelar di salah satu rumah warga RT 003/RW 003, Kamis malam.
“Warga itu bertanya-tanya dan merasa diintimidasi. Bantuan-bantuan dari pemerintah telah dipolitisasi. Katanya, kalau tidak mau mensukseskan pasangan nomor 1 [Seno Samodro-Said Hidayat], bantuan pemerintah tidak akan turun ke Ketoyan,” kata salah seorang warga Dukuh Gagatan RT 004/RW 003, Desa Ketoyan, Abadi, 57, saat ditemui Solopos.com, di Balai Desa Ketoyan, kemarin.

Pernyataan kades dalam pengajian itu pun jadi bahasan warga sehingga Abadi menggerakkan warganya untuk mengklarifikasi dengan mendatangi kantor balai desa kemarin siang. Sayangnya, kades tak mau menemui warga. Warga menunggu hingga sore bahkan sudah meminta perangkat desa untuk menjemput kades tetapi kades tetap tidak mau menemui warga.

“Kami ingin mengklarifikasi secara baik-baik di kantor balai desa, karena yang akan kami klarifikasi adalah beliau sebagai kades. Kami tidak ingin kades mengumbar suara dan harus berhati-hati menghadapi pilkada ini. Kalau hari ini kami tidak bisa ketemu, besok-besok kami akan datang lagi kesini.”
Dugaan ketidaknetralan kades ini juga terlihat dari rumahnya yang tertempel stiker pasangan nomor urut 1. “Kami juga punya bukti rekaman pernyataan kades,” kata dia.

Advertisement

Sebelumnya, Kades Bangkok, Kecamatan Karanggede, M.Soleh, juga didemo warga karena diduga tidak netral dengan mempersulit pelayanan KTP warga yang tidak mendukung pasangan calon yang dikehendaki kades. M.Soleh membantah telah bertindak tidak netral dalam pilkada.

Dia juga membantah telah didemo warga karena dia menduga warga yang datang ke Balai Desa pada Kamis siang ditunggangi tim pemenangan salah satu pasangan calon yakni pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto.

“Yang benar-benar warga saya itu hanya delapan orang. Yang lainnya saya tidak tahu dari mana, yang saya tahu mereka adalah pendukung dan tim pemenangan pasangan nomor 2,” kata M.Soleh.

Advertisement

Dia mengklaim tidak pernah peduli dengan masalah gambar-gambar dan baliho pasangan calon yang terpasang di Desa Bangkok. “Gambar nomor satu atau nomor dua saya tidak peduli, wong itu yang masang ya warga sendiri. Kalau ada baliho pasangan Seno-Said terus ditempel gambar saya, itu saya juga tidak tahu siapa yang menempel.”

Pada bagian lain, Jumat pagi kemarin sejumlah anggota tim pemenangan pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto (Toto) mendatangi Panwaslu Boyolali. Mereka mendesak Panwaslu tegas menyikapi pelanggaran-pelanggaran pilkada terutama masalah pelanggaran netralitas ASN dan kades.

Tim juga meminta seluruh dokumen rekomendasi Panwaslu terkait pelanggaran netralitas yang diduga tidak pernah ditindaklanjuti Pj Bupati Boyolali, Sri Ardiningsih.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif