Soloraya
Jumat, 27 November 2015 - 00:40 WIB

PILKADA BOYOLALI : Diduga Mengintimidasi, Kades Bangkok Didemo Warga

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Panwaslu Boyolali, Taryono (paling kiri) dan Kapolsek Karanggede, AKP Margono, saat memfasilitasi dan mengamankan pertemuan warga Desa Bangkok dengan kepala desa setempat, Kamis (26/11/2015). (JIBI/Solopos/Istimewa)

Pilkada Boyolali, warga mendemo Kades Bangkok yang diduga telah mengintimidasi warga memilih cabup asal PDIP.

Solopos.com, BOYOLALI–Puluhan warga Desa Bangkok, Kecamatan Karanggede, mendatangi kantor balai desa setempat, Kamis (26/11/2015), untuk mengklarifikasi sikap kepala desa, M.Sholeh, yang dianggap mulai mengintimidasi warga untuk memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati Seno Samodro-Said Hidayat, dalam Pilkada Boyolali 2015.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, reaksi warga bermula saat tiga warga menemui kades untuk meminta tanda tangan dan stempel untuk mengajukan pembuatan e-KTP, pada Rabu (25/11/2015). Dari tiga warga yang minta tanda tangan kades, satu warga Karangsalam, Bangkok, Bayu, 20, tidak dilayani.

Kades tidak bersedia memberikan tanda tangan dan stempel pada surat permohonan e-KTP tersebut.

Advertisement

Kades tidak bersedia memberikan tanda tangan dan stempel pada surat permohonan e-KTP tersebut.

“Mas Bayu ini tidak dilayani. Malah ditanya-tanyai, sesuk kowe arep nyoblos nomer piro. Lantaran terus ditanyai, Bayu akhirnya bilang kalau mendukung nomor 2 [Agus Purmanto-Sugiyarto]. Nah setelah itu, Pak Kades sama sekali tidak mau menandatangani surat permohonan KTP itu,” papar tokoh warga setempat yang juga mantan kades, Komedi, saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Menurut Komedi, Bayu merasa diintimidasi dan dipaksa untuk ikut kehendak kades. Bayu pun sambat ke tim pemenangan Agus Purmanto-Sugiyarto (Toto) Kecamatan Karanggede. Akhirnya puluhan warga dan beberapa tim pemenangan Toto mendatangi Balai Desa Bangkok, Kamis.

Advertisement

Pertemuan warga dengan kades yang awalnya membahas masalah KTP akhirnya merembet ke masalah netralitas kades dalam pilkada. Beberapa warga memprotes dan tidak terima karena ada foto kades dalam sebuah kegiatan desa ikut ditempel di baliho pasangan Seno-Said.
“Masalah baliho itu akhirnya dibahas juga dalam pertemuan tadi. Kami tanya panwaslu, kalau begini melanggar tidak? Katanya melanggar, besok akan kami laporkan ke panwaslu,” kata Komedi.

Anggota tim pemenangan pasangan Toto Kecamatan Karanggede, Pujiadi, mengatakan kades tidak hanya mengarahkan Bayu untuk ikut mendukung pasangan yang diinginkan kades.

“Kades juga minta kepada Bayu agar ayahnya Bayu segera bergerak karena pilkada sudah dekat.”

Advertisement

Pujiadi yang juga datang ke balai desa memprotes masalah baliho pasangan Seno-Said yang juga ditempel foto kegiatan desa. “Kami coba klarifikasi masalah baliho itu, tapi katanya itu ulah sukarelawan. Sekarang baliho itu sudah dicopot, tapi beberapa warga masih punya bukti fotonya.”

Dia juga mempertanyakan sikap kades karena saat menemui warga yang mendatangi ke balai desa justru mengajak kades lain.
“Kepentingannya apa? Mau menghadapi warganya sendiri kok mengajak kades Manyaran sama Pinggir.”

Adanya reaksi warga Desa Bangkok langsung disikapi Panwaslu Boyolali. Anggota Panwaslu Boyolali, Taryono dan Rubiyanto langsung mendatangi lokasi. Petugas kepolisian juga turut mengamankan pertemuan warga dengan kades.

Advertisement

“Kalau masalah KTP itu bukan kewenangan kami. Yang akan kami tindak lanjuti adalah masalah baliho pasangan calon yang dibubuhi foto kades,” kata Rubiyanto.

Kades Bangkok, M.Soleh, belum bisa dikonfirmasi. Nomor ponselnya hingga sore kemarin tidak aktif.
Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sugiyanto, sore kemarin mengaku belum mengetahui adanya seorang kades yang sampai didemo warganya karena masalah netralitas.

“Nanti kami klarifikasi dulu. Kami minta kepala desa harus menaati ketentuan. Netral dalam pilkada dan jangan sampai pilih pilih dalam memberikan pelayanan,” kata Sugiyanto.

Wakil Ketua DPRD Boyolali dari Partai Golkar, Fuadi, meminta Pj Bupati Boyolali, Sri Ardiningsih, segera mengambil sikap dengan maraknya kades yang tidak netral dan mulai mengintimidasi warga untuk memilih salah satu pasangan calon.

“Tidak mau memberikan pelayanan KTP itu namanya sudah intimidasi karena sudah tanya-tanya besok pilih nomor berapa. Pj Bupati harus menindaklanjuti itu.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif