Soloraya
Kamis, 26 November 2015 - 19:59 WIB

TANAH LONGSOR SUKOHARJO : Tambang Pasir di Bulu Makan Korban, 1 Penambang Tewas Tertimbun longsor

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor. (JIBI/Solopos/Dok)

Tanah longsor Sukoharjo terjadi di lokasi penambangan pasir ilegal di Desa Sanggang, Bulu, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO–Penambangan pasir ilegal di perbukitan di Dukuh Kedungnongko RT 001/RW 007, Sanggang, Bulu, Sukoharjo, memakan korban.  Seorang penambang tewas tertimbun longsor dari tebing setinggi 10 meter saat mengeruk pasir, Kamis (26/11/2015) pukul 16.00 WIB.

Advertisement

Camat Bulu, Sunarjo, saat dihubungi Solopos.com, Kamis pukul menginformasikan korban bernama Wiji, 50, warga Tegalmulyo, Puron, Bulu. Dia tewas setelah terpendam material pasir hingga sebatas leher selama dua jam. Korban sudah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.

Sunarjo menceritakan kala itu korban bersama dua temannya, yakni Suroto, 40, warga Wungurejo, Pundungrejo, Tawangsari dan Sarno, 50, tetangga korban, menambang pasir di lokasi kejadian.

Mereka mengeruk pasir dengan posisi berdekatakan tepat di bawah tebing. Nahas bagi Wiji, material pasir yang berada di atasnya longsor. Wiji seketika tertimbun longsoran hingga hanya terlihat kepalanya. Sedangkan kedua temannya bisa menghindar. Selanjutnya dua rekannya meminta tolong warga sekitar. Lokasi kejadian berjarak sekitar 100 meter dari perkampungan.

Advertisement

“Namun, sebelum dievakuasi korban sudah meninggal dunia. Dia lalu dibawa ke puskesmas terdekat. Selanjutnya diserahkan kepada keluarganya,” kata Sunarjo. Informasi yang dihimpun Solopos.com, akibat terkena material longsoran tersebut korban mengalami luka parah di dada. Sunarjo melanjutkan penambangan yang dilakukan korban dan dua temannya ilegal. Mereka menambang di lokasi tanpa meminta izin pemilik lahan.

Penambangan itu berlangsung sejak lima tahun lalu. Menurut Camat, pihak desa, kecamatan, dan aparat sudah berulang kali memperingatkan mereka agar menghentikan penambangan. Kejadian di Kedungnongko merupakan kejadian kedua pada tahun ini.

Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi di dukuh lain di Desa Sanggang. Hanya, Sunarjo tidak ingat jumlah korban dan korban tewas atau selamat.

Advertisement

“Menggali di bawah tebing sangat berbahaya. Kami mengimbau warga tidak mencari pasir atau tanah padas di bawah tebing. Terlebih saat ini sudah mulai sering hujan. Kalau terkena hujan tebing bisa longsor setiap saat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif