News
Kamis, 26 November 2015 - 11:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : MKD Digoyang Isu Suap Rp20 M hingga Jejak Kota Kosmopolitan

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Kamis, 26 November 2015

Solopos hari ini memberitakan kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres hingga jejak Kota Kosmopolitan di Eks RSJ Mangunjayan.

Solopos.com, SOLO — Dugaan suap Rp20 miliar kepada MKD muncul, jelang persidangan kasus Freeport yang mencatut nama Presiden dan Wapres, menjadi berita utama Harian Umum Solopos, Kamis (26/11/2015).

Advertisement

Pihak MKD yang diduga mendapat tawaran suap tersebut adalah Junimart Girsang. Isu itu pun telah diketahui anggota MKD Akbar Faisal.

Selanjutnya, penelusuran jejak Kota Kosmopolitan bisa dilihat di Kantor Museum Keris Solo yang menempati bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan Solo. Seperti apakah itu?

Baca selengkapnya rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Kamis, 26 November 2015, berikut;

Advertisement

KASUS SETYA NOVANTO: MKD Digoyang Isu Suap Rp20 M

Isu tawaran suap senilai Rp20 miliar kepada anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) merebak menjelang persidangan kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres yang membelit Ketua DPR Setya Novanto.

Setiap anggota MKD diisukan ditawari suap Rp20 miliar. Wakil Ketua MKD Junimart Girsang adalah pihak yang dikabarkan ditawari suap itu. Anggota MKD dari Fraksi Nasdem Akbar Faisal mengaku sudah mendengar isu tawaran suap itu.

”Soal itu saya kemarin [Selasa] malam baru dapat berita, Syarifudin Sudding [anggota MKD dari Hanura] yang bicara, ternyata Junimart yang ditawari,” kata Akbar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/11), sebagaimana dikutip dari liputan6.com.

Advertisement

Anggota Komisi III DPR ini meminta Junimart Girsang membuka sosok orang yang mencoba menyuapnya. Muncul dugaan percobaan suap itu dilakukan anggota DPR untuk mengamankan kasus Novanto terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

[Baca juga: Kapolri Siap Usut Pencatutan Nama Presiden dan Wapres]

DEBAT PILKADA SRAGEN: 4 Pasangan Calon Saling Serang

Advertisement

Empat pasangan calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) saling serang dalam debat terbuka putaran final di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Rabu (25/11).

Debat yang dipandu moderator Nuswantoro Dwiwarno dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu berlangsung memanas selama dua jam. Semula pernyataan empat pasangan calon terdengar datar.

Begitu memasuki segmen III, mereka saling menyerang secara terang-terangan kepada pasangan calon lainnya. Adu argumentasi antarpasangan calon membuat pelaksanaan debat putaran terakhir lebih menarik. Pada segmen III, moderator memberi pertanyaan pertama kepada pasangan Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Dedy Endriyatno (Yuni-Dedy).

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Advertisement

[Baca juga: Debat Putaran Ketiga akan Dikawal 800 Polisi]

SISTEM PEMBAYARAN: Transaksi Nontunai Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Bank Indonesia (BI) terus mendorong pemanfaatan pembayaran nontunai karena dinilai lebih aman, efisien, dan lancar. Kerja sama antarlembaga pemerintah pun dilakukan untuk memperluas jangkauan elektronifikasi pembayaran ini.

Kepala Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto, menyampaikan ekonomi Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia melalui pendekatan purchasing power parity (PPP) atau paritas daya beli sehingga membutuhkan sistem pembayaran yang praktis, transparan, aman, efisien, dan lancar. Namun diakuinya, transaksi ritel masih didominasi secara tunai.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

CAGAR BUDAYA: Jejak Kota Kosmopolitan di Eks RSJ Mangunjayan

Advertisement

Kantor Museum Keris Solo menempati bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan Solo. Berikut penelusuran wartawan Solopos, Mahardini Nur Afifah.

Tiga pekerja memoles lantai teraso dengan mesin pemoles di sudut ruangan utama bangunan kantor Museum Keris, Senin (23/11) siang. Warna tegel abuabu kusam berubah mengkilap.

Wajah ruangan yang bersebelahan dengan bangunan utama Museum Keris tersebut berbeda dengan ruangan lainnya. Di bagian belakang, pekerja menyolek tembok dengan cat warna putih dan kusen dengan warna abu-abu. Ruangan beratap menjulang yang dulunya untuk RSJ Mangunjayan itu kembali terlihat baru. Bangunan kantor museum yang ini dihiasi taman yang cukup luas.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

[Baca juga: Menapak Jejak Doorganghuis Voor Krankzinningen, Dimanakah Lokasinya?]

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif