Jogja
Kamis, 26 November 2015 - 18:55 WIB

PILKADA GUNUNGKIDUL : Kecurangan Terbungkus Rapi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi paket sembako (JIBI/Solopos/Dok)

Pilkada Gunungkidul, Panwaslu sedang mendalami dugaan pelanggaran dengan modus pembagian sembako.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Gunungkidul mengendus adanya kecurangan model baru dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015. Modus untuk menarik simpati publik dilakukan mulai dari memberikan bantuan bahan pokok berbalut dengan pembekalan saksi sampai pemanfaatan taruhan.

Advertisement

Anggota Panwaslu Gunungkidul Budi Haryanto mengatakan upaya menarik simpati warga tidak lagi dilakukan secara terang-terangan. Cara yang ditempuh sekarang lebih rapi dan tertata dengan membungkus dalam kegiatan pembekalan saksi.

“Panwaslu menerima laporan ada tim sukses yang menggunakan pembekalan saksi dengan membagi-bagikan sembako. Sepintas tidak ada masalah tapi yang jadi persoalan, yang diundang melebihi jumlah saksi di tempat itu,” ungkap Divisi Pengawasan Panwaslu Gunungkidul itu, Rabu (25/11/2015).

Temuan ini bukan satu-satunya modus kecurangan dalam Pilkada. Muncul juga informasi yang diterima anggota Panwaslu mengenai proses penarikan massa melibatkan pejudi yang berbalut taruhan Pilkada. Modus yang dilakukan, petaruh datang ke suatu desa kemudian mengumpulkan masyarakat untuk bertaruh ke salah satu calon.

Advertisement

“Pejudi ini bilang ke masyarakat akan memberikan sejumlah uang jika calon yang diusung bisa memenangi Pilkada. Jumlah yang dijanjikan mencapai puluhan juta sehingga bisa memengaruhi massa,” kata Budi.

Beberapa temuan tersebut akan menjadi bahan kajian Panwaslu. Jika memang ada unsur pelanggaran di dalamnya, Panwaslu akan mengklarifikasi agar masalah bisa diselesaikan dengan  tuntas.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif