Soloraya
Kamis, 26 November 2015 - 22:30 WIB

PENCABULAN KARANGANYAR : Kepsek Bantah Tindakan Asusila di Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan terhadap anak (JIBI/Solopos/Dok)

Pencabulan Karanganyar diduga terjadi di sekolah SD.

Solopos.com, KARANGANYAR — Seorang siswa kelas II SD diduga dicabuli oleh kakak kelasnya. Kepala sekolah tempat korban dan pelaku diduga pencabulan itu membantah kejadian tersebut dilakukan di sekolah.

Advertisement

Kepala sekolah berinisial S, menuturkan tidak menerima laporan dari siswa maupun guru terkait kejadian dugaan pencabulan itu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, dari sejumlah pihak kejadian diduga pencabulan terjadi di salah satu kelas saat jam istirahat pada Jumat (20/11/2015). Namun, sejumlah orang menyampaikan tidak ada saksi mata saat kejadian.

“Hari Jumat tidak terjadi apa-apa. Guru dan saya di sini [sekolah]. Enggak ada kejadian apa-apa. Enggak mungkin terjadi. Waktu istirahat banyak orang. Ibaratnya, cah kerah kesampluk aja lapor. Apalagi istirahat. Masak istirahat di dalam kelas kosong,” kata Suharno saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/11/2015).

Advertisement

“Hari Jumat tidak terjadi apa-apa. Guru dan saya di sini [sekolah]. Enggak ada kejadian apa-apa. Enggak mungkin terjadi. Waktu istirahat banyak orang. Ibaratnya, cah kerah kesampluk aja lapor. Apalagi istirahat. Masak istirahat di dalam kelas kosong,” kata Suharno saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/11/2015).

Korban diduga pencabulan, R, duduk di bangku kelas II sekolah dasar. Pelaku yang disebut sebanyak empat orang adalah kakak kelas yang duduk di kelas IV atau V. R mengaku kepada salah satu tokoh masyarakat di lingkungan rumahnya bahwa dia mengalami perbuatan tidak menyenangkan di ruang kelas.

S menampik informasi itu. Dia mendapatkan informasi lain bahwa kejadian itu terjadi di lapangan sepak bola di dekat sekolah.

Advertisement

S mendapat informasi dari wali kelas bahwa R rajin masuk sekolah. Kemampuan R termasuk rata-rata. S menaungi 137 siswa kelas I-VI. Satu kelas rata-rata sebanyak 21-22 orang. Suharno menyampaikan tidak akan menghalangi kasus tersebut diselesaikan secara hukum.

“Polisi sudah datang memeriksa sejumlah anak. Silakan. Tetapi jangan tanya hasil pemeriksaan seperti apa. Itu wewenang polisi,” tutur dia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, warga Jatiyoso, R, 8, diduga menjadi korban pencabulan teman sekolahnya.  Informasi yang dihimpun Solopos.com, R masih duduk di bangku kelas II sekolah dasar (SD) di Jatiyoso.

Advertisement

Sedangkan empat orang yang diduga melakukan tindakan asusila itu kakak kelasnya. Kasus itu bermula saat R mengeluh perih di bagian organ vitalnya.

Dia mengeluh kepada ibunya, Sabtu (21/11/2015) sore. Darah keluar dari kemaluan R. Ibu R memeriksakan kondisi anaknya ke bidan desa.

Bidan desa menyarankan ibu R melapor ke Polsek Jatiyoso. Ibu R berinisiatif menghubungi suaminya yang sedang merantau ke Bogor, Jawa Barat.

Advertisement

Ayah R pulang merantau pada Minggu (22/11/201`5). Keesokan harinya, Senin (23/11/2015), mereka ke puskesmas karena terjadi pendarahan lagi. Puskesmas merujuk ke RSUD Karanganyar.

Ketua RW setempat, W, menuturkan keluarga korban meminta pihak sekolah maupun kepolisian mengusut kasus itu secara tuntas. “R itu cerita kalau dia dan satu temannya dikejar empat kakak kelasnya. Temannya bisa lolos. R masuk kelas. Tiga orang pegangi dan satu orang ini melakukan itu [memasukkan jari ke kemaluan]. Itu jam istirahat, Jumat [20/11/2015],” kata W saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (25/11/2015).

 

Advertisement
Kata Kunci : Pencabulan Karanganyar
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif