News
Kamis, 26 November 2015 - 16:15 WIB

PARIWISATA INDONESIA : Kemenpar Promosikan Wisata Yacht di Selandia Baru

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (en.wikipedia.org)

Pariwisata Indonesia ini terkait kapal pesiar yang menjadi fokus pengembangan pariwisata.

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata  (Kemenpar) mempromosikan wisata yacht (perahu pesiar) yang kini menjadi salah satu andalan sektor pariwisata di Tanah Air di salah satu negara fokus pasar potensial yakni Selandia Baru.

Advertisement

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vinsensius Jemadu di Jakarta, Kamis (26/11/2015), mengatakan pihaknya akan mempromosikan potensi wisata yacht Indonesia kepada masyarakat Selandia Baru, terutama para yachter.

“Di Auckland 27 November nanti, Kemenpar optimistis bisa menarik minat yachter Negeri Kiwi untuk berlayar ke Indonesia. Apalagi setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015,” katanya.

Advertisement

“Di Auckland 27 November nanti, Kemenpar optimistis bisa menarik minat yachter Negeri Kiwi untuk berlayar ke Indonesia. Apalagi setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015,” katanya.

Selain mempromosikan wisata yacht, Kemenpar juga bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington untuk menyelenggarakan Indonesia Festival pada 27-28 November di Queenstown.

“Kegiatan ini meliputi pagelaran seni budaya, promosi destinasi wisata, pameran produk kerajinan, dan bazaar makanan Indonesia,” kata dia.

Advertisement

“Dengan demikian Indonesia Festival nantinya tidak hanya dinikmati masyarakat setempat, tapi juga wisatawan yang sedang pelesir di Queenstown,” katanya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan pada 2019 wisata yacht bisa menghasilkan devisa hingga US$600 juta. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menggelar Promosi Wonderful Indonesia di berbagai negara fokus pasar yang potensial di antaranya di Selandia Baru.

“Perpres ini memudahkan yacht asing yang akan memasuki wilayah perairan Indonesia, terutama saat pengurusan dokumen CIQP (custom, immigration, quarantine, port) di 18 pelabuhan,” katanya.

Advertisement

Kebijakan ini diproyeksikan akan meningkatkan jumlah kunjungan yacht ke Indonesia hingga 6.000 yacht pada 2018. Sehingga menghasilkan devisa 600 juta dolar AS.

Berdasarkan Perpres dimaksud, ada 18 pelabuhan titik keluar-masuk perahu pesiar yaitu Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Benoa (Bali), dan Tenau (Kupang).

Selain itu Kumai (Kotawaringin Barat), Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif