News
Kamis, 26 November 2015 - 16:00 WIB

KONGRES HMI : Kongres HMI di Pekanbaru Molor, Mahasiswa Makassar Diungsikan ke Brimob

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sukoharjo di kawasan tugu Kartasura, Sukoharjo, Selasa (5/2/2013). (Dok/JIBI/Solopos)

Kongres HMI yang diwarnai kericuhan menyebabkan hajatan besar organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia itu molor.

Solopos.com, PEKANBARU — Pelaksanaan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-29 di Pekanbaru berlangsung ricuh dan terpaksa diperpanjang hingga 30 November 2015. Seharusnya, kongres selesai pada Kamis (26/11/2015).

Advertisement

Panitia Kongres HMI 2015, Munawir, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dan tengah menunggu persetujuan Pemprov dan Polda Riau terkait perpanjangan tersebut. “Acaranya molor. Ada beberapa kegiatan lagi yang harus dilaksanakan. Tidak akan selesai pada hari ini,” kata Munawir, Kamis (26/11/2015).

Acara kongres HMI masih berupa penyampaian visi dan misi dari 23 kandidat. Pemilihan presidium sidang akan dilaksanakan pada Kamis malam. Laporan pertanggung jawaban dan penghitungan suara tidak bisa selesai dalam dua hari ini.

Sebelumnya, terjadi beberapa kericuhan antarkelompok hingga acara kongres HMI terpaksa ditunda. Aksi ricuh dimulai ketika 1.500 mahasiswa dari Makassar melakukan aksi bakar ban karena ditelantarkan, Sabtu (21/11/2015), sebelum kongres dimulai. Mahasiswa Makassar juga dituduh sebagai pelaku insiden penyerangan dengan sumpit terhadap mahasiswa Riau, Minggu (22/11/2015).

Advertisement

Polisi menangkap 8 orang dari rombongan Makassar karena kedapatan membawa senjata api, senjata tajam, sumpit (panah beracun tradisional), serta racun mematikan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau juga melaporkan romobongan mahasiswa karena sejumlah aset hilang dari Gelanggang Olahraga Remaja yang menjadi tempat Kongres berlangsung. Mahasiswa Makassar yang diinapkan di lokasi itu juga dituduh sebagai penyebabnya.

Kini, polisi mengungsikan 1.500 mahasiswa Makassar ke kompleks Mako Brimob Polda Riau agar mereka tidak membuat ricuh hingga pelaksanaan Kongres dapat berjalan dengan baik. Sebelumnya, rombongan ini juga sempat membuat ulah karena tidak membayar saat makan di beberapa rumah makan di Indragiri Hulu dan Pekanbaru.

Kongres yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Ahad (22/11/2015) pagi itu menimbulkan polemik karena menghabiskan anggaran Rp7 miliar dan Rp3 miliar di antaranya berasal dari APBD Riau 2015.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif