Soloraya
Rabu, 25 November 2015 - 09:40 WIB

WISATA KARANGANYAR : Legislator Jengah Pariwisata Karanganyar Stagnan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung objek wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, berdesakan di sekitar lokasi air terjun, Sabtu (18/7/2015). (JIBI/Solopos/Dok.)

Wisata Karanganyar dinilai tak berkembang signifikan padahal potensinya besar.

Solopos.com, KARANGANYAR – Kalangan legislator menilai pengembangan sektor pariwisata di Karanganyar beberapa tahun terakhr dinilai jalan di tempat atau tak mengalami progres signifikan.

Advertisement

Hal itu terlihat dari kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata hanya sekitar Rp1 miliar, padahal target PAD tahun ini sebesar Rp218 miliar.

Ketua Komisi B DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko, Selasa (24/11/2015), menilai Pemkab tak kreatif dan kurang berani dalam menggarap potensi alam Gunung Lawu untuk pengembangan pariwisata.

Advertisement

Ketua Komisi B DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko, Selasa (24/11/2015), menilai Pemkab tak kreatif dan kurang berani dalam menggarap potensi alam Gunung Lawu untuk pengembangan pariwisata.

“Selama bertahun-tahun sektor pariwisata kita seperti berjalan di tempat. Tidak ada konsep yang matang dan komitmen nyata Pemkab dalam pengembangan sektor pariwisata. Pemkab mandul dan tidak punya kreativitas,” ujar dia.

Ketua DPC PKB Karanganyar tersebut meminta Pemkab Karanganyar belajar dari Pemkot Kota Batu di Malang, Jawa Timur, dalam pengembangan pariwisata. Menurut dia banyak lahan potensial di lereng Gunung Lawu yang bisa digarap serius.

Advertisement

Pendapat senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Eko Setiyono. Menurut dia belum ada gebrakan Pemkab di bidang pariwisata. 

Politikus Partai Golkar itu menilai sumber daya manusia (SDM) SKPD yang mengurusi pariwisata tak cakap. Sehingga, dia menilai perlunya Pemkab menggandeng ahli untuk menyusun desain pengembangan ke depan.

“Kalau dengan kondisi yang ada kita belum mampu menyusun desain pengembangan pariwisata, jangan sungkan menggandeng ahlinya. Potensi pariwisata kita besar sekali, perlu kajian mendalam untuk pengembangan,” kata dia.

Advertisement

Eko menilai Karanganyar belum mempunyai ciri khas atau produk khusus yang bisa menjadi ikon daerah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar, Samsi, mengakui branding pariwisata Karanganyar belum optimal. Salah satunya belum adanya ikon atau produk khusus makanan atau kuliner.

“Kelemahan Karanganyar selama ini di sini,” tutur dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif