Soloraya
Rabu, 25 November 2015 - 17:40 WIB

PENYEBARAN PENYAKIT SOLO : DBD Mewabah di Solo, 9 Orang Meninggal Sejak Awal 2015

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar demam berdarah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Penyebaran penyakit Solo, peralihan musim seperti saat ini membuat penyakit DBD mewabah di Solo.

Solopos.com, SOLO–Demam Berdarah Dengue (DBD) mewabah di Kota Solo. Dinas Kesehatan Kota (DKK) mengungkapkan memasuki pekan ke-44, sembilan warga dilaporkan meninggal dunia akibat keganasan nyamuk aedes aegipty.

Advertisement

Angka kematian ini meningkat tajam dibanding 2014 lalu, tercatat empat kasus meninggal dunia.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit DKK Solo, Arif Dwi M. menuturkan tren kasus DBD meningkat tajam pada tahun ini. Secara keseluruhan hingga pekan ke-44, jumlah kasus DBD tercatat sebanyak 462 kasus. Dengan angka kematian akibat DBD sebanyak sembilan kasus.

“Tahun lalu jumlah kasus DBD total hanya 256, dengan kematian empat kasus. Tapi sekarang jumlahnya sudah naik dua kali lipat,” kata dia ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/11/2015).

Tak hanya jumlah kasus naik dua kali lipat, Arif mengatakan penyebaran kasus DBD pun semakin meluas. Semula di 2014, 16 kelurahan dinyatakan bebas DBD. Namun  kini, tinggal delapan kelurahan yang dinyatakan bebas DBD. Delapan kelurahan ini adalah Laweyan, Pasar Kliwon, Sangkrah, Kedunglumbu, Purwodingratan, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, dan Ketelan.

Advertisement

Arif menuturkan peningkatan kasus DBD ini merupakan siklus lima tahunan. Menurutnya, peningkatan kasus DBD tak hanya terjadi di Kota Solo, namun hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia.
Perubahan musim dinilai turut berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kasus DBD tahun ini.

“Jumlah kasus DBD masih diperkirakan naik lagi karena musim pancaroba ini,” katanya.

Arif mengatakan ada empat wilayah endemis DBD. Temuan kasus DBD di empat wilayah itu sangat tinggi. Keempat wilayah ini meliputi Mojosongo, Jebres, Pucangsawit, dan Kadipiro. Pihaknya meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman DBD memasuki musim pancaroba seperti sekarang.

Advertisement

Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih sebelumnya meminta warga Solo mewaspadai penyebaran penyakit DBD. Selain DBD, pihaknya juga meminta warga mewaspadai penyakit leptospirosis, diare maupun infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

“Kami semakin mewaspadai penyebaran penyakit DBD. Apalagi musim penghujan dan kadang panas,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif