Soloraya
Rabu, 25 November 2015 - 11:15 WIB

MUSEUM KERIS SOLO : Museum Keris Dilengkapi Fasilitas Ramah Difabel

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas penjaga keamanan, Endar Triyanto, berpatroli di Museum Keris, Jl. Bhayangkara, Solo, Kamis (4/6/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/dok)

Museum Keris Solo dilengkapi dengan fasilitas bagi pengunjung difabel.

Solopos.com, SOLO — Pembangunan Museum Keris Solo dilengkapi dengan fasilitas yang ramah untuk penyandang disabilitas. Pemberian infrastruktur tersebut diharapkan bisa memberikan keleluasaan bagi difabel untuk mengakses museum.

Advertisement

Kepala Bidang Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Vero Ekowati, mengemukakan infrastruktur yang disiapkan bagi pengunjung difabel meliputi pembuatan akses masuk khusus, lift yang menjangkau lantai basement hingga keempat, serta toilet.

“Fasilitas untuk difabel kami siapkan di sini. Akses di pintu masuk utama sudah kami siapkan. Selain itu ada lift yang bisa mengantar pengunjung berkebutuhan khusus ke setiap lantai. Serta ada toilet khusus buat difabel di setiap lantai,” terangnya saat ditemui wartawan di lokasi pembangunan Museum Keris, Senin (23/11/2015).

Vero menerangkan Museum Keris memanfaatkan empat lantai bangunan utama. Lantai pertama dimanfaatkan untuk ruang penerima tamu, informasi, serta ruang pandang dengar untuk memutar dokumentasi keris.

Advertisement

“Kami siapkan giant screen informasi Museum Keris di lantai pertama ini. Selain itu ada mini theater untuk pengunjung melihat video dokumentasi keris,” papar dia.

Di lantai atas, Vero mengatakan ruangan museum akan diisi perpustakaan, diorama pembuatan keris dan cara pemasangan keris di untuk beberapa kegiatan, serta ruang penyimpanan koleksi masterpiece yang memajang karya tosan aji sejak zaman Majapahit.

“Saat ini tahap pembangunan sudah memasuki tahap pemasangan display untuk diorama dan koleksi,” jelas dia.

Advertisement

Menurut Vero, gedung utama Museum Keris enam lantai khusus dimanfaatkan untuk ruang pamer dan perpustakaan. Sedangkan untuk kantor komite museum, bengkel kerja, serta laboratorium metalurgi dipusatkan di bangunan eks Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan yang berada persis di sebelah gedung utama.

“Sengaja kami pisah. Kantor dan aktivitas lain dipusatkan di Eks RSJ Mangunjayan,” ungkap dia.

Disinggung soal progres pembangunan, Vero mengatakan saat ini proses pembangunan gedung sudah mencapai 80% sedangkan revitalisasi bangunan cagar budaya eks Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan mencapai 82%.

“Progres bangunan positif. Kami optimistis kontraktor bisa rampung sebelum tenggat akhir 18 Desember nanti,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif