Sport
Rabu, 25 November 2015 - 17:55 WIB

MOTOGP DI INDONESIA : Ingin Gelar Motogp, Indonesia Harus Selesaikan 3 Hal di Januari 2016

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jorge Lorenzo di Sirkuit Sentul (Okezone)

Motogp di Indonesia tengah diupayakan. Jika berhasil, Indonesia bakal menggelar Motogp pada musim 2017.

Solopos.com, JAKARTA – Indonesia mengincar tuan rumah Motogp 2017. Beberapa hal pun sudah dilakukan termasuk penandatangan Letter of Intent (LOI) yang dilakukan Menpora Imam Nahrawai, yang kemudian diberikan kepada Dorna Sport SL selaku operator Motogp.

Advertisement

Namum, masih ada tiga hal krusial yang perlu diselesaikan Indonesia pada Januari 2016 mendatang jika ingin menjadi tuan rumah Motogp. Tiga hal tersebut adalah masterplan, kontrak antara Indonesia dengan Dorna Sport SL, dan Keputusan Presiden. Hal tersebut diutarakan Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewa Broto, di Kantor Kemenpora, Selasa (24/11/2015).

Setelah penandatangan LOI, Indonesia harus bersiap ke langkah selanjutnya yakni penandatanganan kontrak antara Dorna Sport SL. Namun penandatangan itu tidak akan bisa dilakukan jika tidak ada masterplan (induk perencanaan) dan juga Keputusan Presiden yang menjadi landasan hukum pemerintah untuk bisa menggelar ajang ini.

Sebab, penyelenggaraan balap motor dunia ini sedikit berbeda dengan penyelenggaraan olahraga lainnya. Hal itu lantaran sirkuit yang digunakan merupakan milik swasta namun penyelenggaraan atas nama negara.

Advertisement

“Kami belum dapat laporan dari acara di Federasi Balap Motor Dunia [FIM] di Wina. Karena yang hadir itu IMI [Ikatan Motor Indonesia]. Kami tidak tahu apakah LOI yang kemarin kami kirim sudah dibaca atau belum, karena janji Dorna dibacakan saat kongres FIM,” kata Gatot seperti dikutip dari Detik.com.

Gatot menambahkan isi LOI itu tidak menyebut Sirkuit Sentul sebagai venue Motogp di Indonesia. “Di LOI tidak disebutkan tempatnya. LOI hanya menyebut Indonesia. Masalah renovasi? Itu hak bapak Tinton karena memang kami akui masterplan disuplai oleh Pak Tinton. Tapi di LOI tidak menyebut lokasi khusus karena Dorna cuma mengatakan yang penting ada keseriusan Indonesia. Yang penting Indonesia,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif