Jogja
Senin, 23 November 2015 - 21:20 WIB

PILKADA GUNUNGKIDUL : Dengan Pilkada, Perempuan Bisa Jadi Agen Perubahan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemungutan suara (JIBI/Solopos/Antara/Muhammad Iqbal)

Pilkada Gunungkidul diharapkan menjadiajang perempuan untuk menjadi agen perubahan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kaum perempuan di Gunungkidul diharapkan bisa memberikan partisipasi pada Pilkada 2015, mengingat selama ini partisipasi perempuan dalam agenda politik masih rendah.

Advertisement

Seperti yang diungkapkan oleh Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gunungkidul, Ahmadi Ruslan Hani, pada Deklarasi Pilkada Bersih, oleh elemen perempuan, Minggu (22/11/2015).

Pernyataan ini berdasarkan indikator dari hasil yang dijumpai pada Pemilu Legislatif 2014, di mana perempuan hanya diwakili enam kursi di DPRD Kabupaten Gunungkidul, dari 45 kursi yang tersedia.

Advertisement

Pernyataan ini berdasarkan indikator dari hasil yang dijumpai pada Pemilu Legislatif 2014, di mana perempuan hanya diwakili enam kursi di DPRD Kabupaten Gunungkidul, dari 45 kursi yang tersedia.

“Sebenarnya secara psikologis, perempuan mempunyai karakteristik yang tak mudah terpengaruh. Dengan pemahaman politik yang baik, kampanye untuk politik bersih bisa dimulai dan diprakarsai oleh perempuan,” tuturnya di Rumah Pintar Nur’aini, Jeruk, Wonosari

Dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2015 Gunungkidul, jelasnya, perempuan yang memiliki hak suara tercatat berjumlah 317.100 orang, sedikit lebih banyak dari pemilih laki-laki yang berjumlah 300.499 pemilih.

Advertisement

Sementara itu, salah seorang perempuan aktivis  Gunungkidul, Adriana mengungkapkan, ia menginginkan perempuan Gunungkidul menjadi agen perubahan. Meski butuh proses waktu dan tahapan, hal tersebut bisa dilakukan untuk Gunungkidul yang lebih baik.

“Kita fokus pada pemahaman, selain perempuan, kita juga menyasar pemilih pemula untuk melek politik. Saat ini pemikiran politik perempuan Gunungkidul memang masih berkutat pada politik sederhana, dengan pemberian pemahaman, tujuan untuk membentuk perempuan sebagai pemilih hingga produk politik yang baik bisa tercapai,” paparnya.

Adriana tidak menampik bahwa untuk saat ini kesadaran perempuan untuk berpolitik masih rendah. Maka dari itu, memang sangat diperlukan forum diskusi maupun pertemuan untuk bertukar wawasan terutama dalam politik untuk memberi pengetahuan lebih kepada perempuan.

Advertisement

“Kita ingin Gunungkidul lebih baik dengan cara yang lebih baik,” imbuhnya.

Anggota Panwaslu Gunungkidul, Budi Haryanto menyoroti produk Pemilu yang saat ini belum bisa dibilang ideal. Hal ini menurut Budi juga dipengaruhi oleh belum cerdasnya para pemilih. Para pemilih masih terpengaruh dengan adanya faktor uang maupun iming-iming janji dalam menentukan pilihan politik.

“Produk Pemilu saat ini bisa dibilang belum menyentuh kepentingan bersama, maka dari itu marilah kita wujudkan Pemilu bersih untuk kemajuan Gunungkidul,” ucapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif