Jogja
Senin, 23 November 2015 - 01:20 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Masuk Masa Tanam, Petani Dihantui Kelangkaan Pupuk

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian di Sukoharjo. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Pertanian Gunungkidul akan masuk masa tanam, petani khawatir akan kelangkaan pupuk

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Memasuki musim hujan, petani di Gunungkidul mulai mempersiapkan lahan untuk ditanami. Mereka pun berharap distribusi pupuk tidak ada kendala kendala. Pasalnya kelencaran ini bisa berdampak terhadap panen yang akan dihasilkan.

Advertisement

Salah seorang petani di Desa Playen, Kecamatan Playen, Mardi mengakui intensitas hujan yang turun masih rendah. Namun demikian, para petani sudah mempersiapkan lahan untuk menanam padi di musim tanam pertama.

“Persiapannya belum sampai menanam, tapi petani sudah mulai membeli pupuk untuk persiapan. Untuk sementara ini, pasokannya masih lancar,” kata Mardi kepada Harian Jogja, Minggu (22/11/2015).

Dia pun berharap pemerintah bisa menjamin kelancaran pasokan pupuk. Keberadaan pupuk sangat berarti bagi petani, terutama untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Advertisement

“Jangan sampai telat, apalagi terjadi kelangkaan karena dampaknya akan terasa. Jika itu sampai terjadi, selain harga pupuk yang melambung, kemungkinan besar juga menganggu upaya pemeliharaan,” ungkapnya.

Hal tak jauh beda juga diungkapkan oleh Sugiyanto, Petani asal Dusun Susukan, Gejahan, Kecamatan Ponjong. Menurut dia, jaminan pasokan pupuk sangat dibutuhkan petani agar panen yang dihasilkan bisa maksimal.

“Kalau melihat distribusi yang sudah-sudah belum bisa ajeg. Kadang-kadang pasokannya lancar, tapi terkadang ada momen di mana petani kesulitan mendapatkan pupuk,” kata Sugiyanto.

Advertisement

Menurut dia, dampak di musim hujan tidak hanya mempercepat proses penyuburan tanaman. Namun hal ini juga berdampak terhadap serangan hama yang lebih banyak, mulai dari wereng, pengerek, patah leher, belalang atau pun tikus.

Untuk itu, ketersediaan pupuk dibutuhkan untuk mencegah serangan-serangan hama yang lazim terjadi. Sugiyanto berpendapat, kondisi berbeda saat masa tanam di musim kemarau. Kurangnya pasokan air juga berpengaruh dengan tingkat populasi hama yang ada.

“Saat kemarau hamanya lebih sedikit sehingga kebutuhan pupuk bisa ditekan. Tapi kalau saat musim hujan, selain tanaman, hama juga tumbuh dengan subur sehingga butuh perawatan ekstra agar tanaman terhidar tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Sugeng Apriyanto, salah seorang petani di Desa Katongan, Kecamatan Nglipar menambahkan terganggunya distribusi pupuk terjadi sejak dua tahun lalu. Jika kondisi ini terus terjadi, ia takut petani akan terus mengalami kekecewaan, baik itu mengenai hasil atau pun sulitnya mendapat pupuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif