Jogja
Senin, 23 November 2015 - 12:14 WIB

Musim Hujan, 2 Bendung Gerak di Kali Winongo Dipantau

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendung Klegen yang ada di kawasan Jl. Parangtritis, tepatnya di kawasan Paker. Foto diambil Minggu (22/11/2015) siang. (JIBI/HarianJogja/Arief Junianto)

Musim hujan di Bantul, Bendung Kali Winongo dipantau intensif

Harianjogja.com, BANTUL-Memasuki musim penghujan, dua unit bendung di sepanjang Sungai Winongo masih menjadi perhatian khusus. Kedua bendung itu, Bendung Klegen di kawasan Jl. Parangtritis dan Bendung Mejing yang ada di Kecamatan Bambanglipuro, sepertinya masih diwaspadai akan menjadi biang luapan air.

Advertisement

Kepala Seksi Operasi Jaringan Irigasi Dinas Sumber Daya Alam (SDA) Bantul Yitno mengakui, kedua bendung yang tergolong sebagai bendung gerak itu memang terbilang rawan menyebabkan luapan air. Pasalnya, dengan adanya pintu yang bisa dibuka tutup menyebabkan kedua bendung tersebut rentan tersumbat.

Diakuinya, di Bantul sejatinya terdapat total 14 bendung gerak. Akan tetapi, yang kerap meluap sejauh ini memang kedua bendung tersebut. Buktinya, tahun ini saja, kedua bendung itu sudah menyebabkan banjir yang mengakibatkan jalan desa dan pekarangan milik warga terendam hingga ketinggian 80-100 sentimeter. “Banjir terakhir terjadi bulan Mei lalu,” katanya, Minggu (22/11/2015).

Dikatakannya, kelemahan dari bendung gerak adalah keberadaan pintu air tersebut. Menurutnya, jika debit air sungai Winongo meluap, bisa dipastikan air akan membawa serta sampah dengan beragam bentuk dan ukuran.

Advertisement

Itulah sebabnya, jika ada sampah yang menyumbat pintu air, bisa dipastikan air akan meluap. “Itulah sebabnya, kalau wilayah hulu Sungai Winongo sudah mendung gelap, kami akan langsung siagakan satgas kami,” katanya.

Dengan beberapa perbaikan dinding sungai, terlebih peninggian bantaran sungai yang membatasi sungai dengan jalan raya, ia yakin luapan sungai kemungkinan besar tak akan menuju ke jalan. Sebaliknya, dengan kondisi tersebut, ia justru mengkhawatirkan lahan pertanian dan pekarangan milik warga yang ada di sekitar bendung.

Yitno menjelaskan, di sekitar kedua bendung tersebut, masing-masing setidaknya terdapat lima hektar lahan pertanian dan pekarangan milik warga. Jika hujan turun dengan intensitas tinggi dan waktu yang cukup lama, besar kemungkinan debit sungai akan meningkat tajam. “Ini kondisi yang sangat membahayakan,” katanya.

Advertisement

Sebagai catatan, tambah Yitno, di Bendung Klegen terdapat delapan buah pintu air. Sedangkan di Bendung Mejing, terdapat setidaknya sembilan buah pintu air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif