Jatim
Senin, 23 November 2015 - 21:05 WIB

INDUSTRI KREATIF : Di Madiun, Madumongso dan Sambal Pecel Dianggap Produk Ekonomi Kreatif

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sambal pecel (Blogdetik.com)

Industri kreatif dimaknai sedikit berbeda di Madiun. Pemkot pimpinan Wali Kota Bambang Irianto itu menggolongkan pemberdayaan industri kecil menengah madumongso dan sambal pecel sebagai dukungan atas pengembangan ekonomi kreatif.

Madiunpos.com, MADIUN — Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pariwisata (Disperindagkoppar) Kota Madiun, Sudandi, memaknai industri kecil dan menengah (IKM) pengolahan sambal pecel, madumongso, kerupuk puli atau biasa disebut lempeng Madiun sebagai sektor ekonomi kreatif masyarakat Kota Madiun.

Advertisement

Pemikiran menggolongkan sektor industri makanan tradisional sebagai sektor ekonomi kreatif itu bahkan dibukukan Kantor Berita Antara untuk dipublikasikan secara global, Senin (23/11/2015). Menurut Sudandi sebagaimana dikutip Antara, Pemkot Madiun terus mengembangkan potensi produk unggulan industri kecil dan menengah (IKM) setempat guna menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Kepala Disperindagkoppar Kota Madiun, Sudandi, mengatakan, produk unggulan IKM Kota Madiun yang dikembangkan guna menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat setempat itu antara lain pengolahan sambal pecel, madumongso, kerupuk puli atau biasa disebut lempeng Madiun, pengolahan kayu jati, dan batik Madiun. “Pengembangan dilakukan dengan terus memberikan pembinaan, promosi, dan pelatihan secara berkala,” ujar Sudandi.

Untuk bantuan modal, lanjutnya, Disperindagkoppar Kota Madiun menggandeng sejumlah bank pemerintah. Langkah pemerintah kota pimpinan Wali Kota Bambang Irianto itu diharapkan mampu membukakan akses IKM Madiun mendapatkan pinjaman dana dengan bunga ringan sehingga IKM di Kota Madiun bisa terus berkembang.

Advertisement

Disperindagkoppar Kota Madiun mencatat terdapat sekitar 41 IKM pengolahan sambal pecel yang masih eksis di Kota Madiun. Mereka rata-rata memproduksi 50 kg hingga 1 ton sambal pecel setiap bulannya dengan jumlah karyawan sekitar 150 orang. “Jumlah produksi tersebut bisa meningkat jika ada pesanan dan momentum Lebaran. Jumlah karyawan juga bertambah jika orderan sedang ramai,” kata dia.

Untuk industri pengolahan kayu jati, terdapat sekitar 12 IKM dengan omzet penjualan berkisar antara Rp10 juta hingga Rp60 juta per bulan dengan melibatkan sebanyak 130 karyawan. Sedangkan untuk produk unggulan madumongso terdapat lima IKM, lempeng Madiun tujuh IKM, dan batik Madiun tujuh IKM.

UMKM Madiun
Jika secara total, Disperindagkoppar mencatat, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Madiun yang didalamnya juga termasuk IKM, saat ini mencapai sekitar 22.851 unit. “Dari jumlah tersebut, 60 persen di antaranya merupakan UMKM yang bergerak di bidang makanan olahan,” tutur Kepala Bidang UMKM dan Koperasi Diserindagkoppar Kota Madiun, Maryanto.

Advertisement

Dari jumlah puluhan ribu UMKM tersebut, dapat menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp65 miliar per tahunnya. Untuk itu, Pemkot Madiun terus berupaya meningkatkan UMKM yang ada di wilayahnya agar terus berkembang dan menghasilkan omzet yang tinggi. Sebab, UMKM memiliki andil yang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah setempat.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif