Jogja
Minggu, 22 November 2015 - 09:20 WIB

Warga Malaysia Dibius di Kawasan Pantai Glagah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban pembiusan di Pantai Glagah IGD RSUD Wates, Sabtu (21/11/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Warga Malaysia menjadi korban pembiusan di Pantai Glagah

Harianjogja.com, KULONPROGO – Muhammad Syakri bin Umar dan Amiruddin, dua warga negara Malaysia dilarikan ke RSUD Wates setelah ditemukan tidak sadarkan diri di sekitar Pantai Glagah, Sabtu (21/11/2015) dini hari.

Advertisement

Keduanya menjadi korban pembiusan dan perampasan harta hingga mengalami kerugian mencapai 30.000 ringgit.

Kedua korban tersebut mewakili buyer (pembeli) asal China datang dari Malaysia Rabu (18/11/2015) lalu. Bertiga bersama Muhammad Nur, ketiganya sampai di Bandara Adisutjtipto dan langsung menuju Wates Kulonprogo.

Ketiganya menginap selama dua hari di Hotel King Wates. Tujuan kedatangan mereka ke Jogja yakni untuk membeli sebilah pedang samurai dan tokek di Cilacap, Jawa Tengah.

Advertisement

Namun, karena uang yang dibawa hanya 5.000 ringgit, Syakri dan Amiruddin memutuskan kembali ke Malaysia pada Jumat (20/11/2015) pagi untuk mengambil tambahan uang guna membayar kedua barang tersebut. Sedangkan, Nur, tetap berada di hotel dan menunggu dua temannya.

“Kami mau ambil 5.000 ringgit lagi ke Malaysia. Sorenya, sampai di bandara [Adisutjipto] kami dijemput Pak Ardi dan kawan-kawannya dan membawa kami ke rumah pemilik pedang dan tokek,” ujar Syakri.

Syakri menuturkan, dirinya dan Amiruddin diantar pelaku dengan mobil ke Cilacap untuk melihat pedang dan tokek tersebut. Namun, keduanya tidak diantar untuk menjemput rekannya di hotel dan langsung menuju Cilacap. Usai melihat barang tersebut, rombongan kembali ke Kulonprogo. Korban sempat diajak mampir untuk beristirahat di Pantai Glagah pada Jumat malam.

Advertisement

Menurut penuturan Syakri, di tempat tersebut dirinya diberi minuman hanya air mineral. Namun, dalam hitungan menit, dia dan rekannya langsung merasakan pusing. Syakri mengaku tidak tahu diberi minuman apa, namun sempat melihat Andika, pelaku lainnya dan teman-temannya membawa seluruh barang bawaannya.

“Tak sadarkan diri dan semua barang-barangnya sudah hilang, duit cash 10.000 ringgit Malaysia, jam tangan, handphone dan semua barang kami berdua. Kawan saya Amir sudah pingsan dulu, saya belum pingsan sehingga meminta bantuan orang-orang yang jalan di sana tolong angkat untuk bawa ke dalam kereta [mobil]. Setelah itu saya tak sadarkan diri, tiba-tiba sudah berada di hospital [rumah sakit],” jelas Syakri.

Nur tak menyangka akan didatangi oleh polisi di  hotel tempatnya menginap. Polisi mengabarkan, kedua rekannya dibawa ke rumah sakit setelah ditemukan tidak sadarkan diri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif