SOLOPOS.COM - Pesawat tempur Prancis bersiap menyerang posisi militan ISIS di Suriah. (Istimewa/Reuters)
Teror ISIS terus berlanjut. Seorang warga Tiongkok dan seorang warga Norwegia dieksekusi, padahal kedua negara ini tak pernah ikut memerangi ISIS.
Solopos.com, JAKARTA — China-Tiongkok merespons dengan kemarahan atas tindakan ISIS memenggal seorang warganya. Bahkan, Beijing ingin membawa eksekutor ISIS tersebut ke pengadilan.
Dikutip dari News.com.au, Jumat (20/11/2015), Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengeluarkan pernyataan bahwa, eksekusi warga Tiongkok bernama Fan Jinghui,50, oleh kelompok teror merupakan tindakan biadab tanpa kemanusiaan, dan bersumpah membawa “penjahat” tersebut ke pengadilan.
“Pemerintah China dengan tegas akan menentang segala bentuk terorisme, tegas melawan setiap kekerasan kriminal teroris.”
Fan dibunuh bersama warga Norwegia bernama Ole Johan Grimsgaard-Ofstad, 48, dari Oslo. Tak jelas bagaimana keduanya tewas. Tapi, majalah ISIS berbahasa Inggris memperlihatkan kepala kedua pria itu berlumuran darah setelah keduanya ditembak.
Pada majalah itu, di bawah gambar kedua sandera ISIS itu, tertulis keterangan “Eksekusi setelah ditinggalkan bangsa dan organisasi kafir”. Sebenarnya Tiongkok dan Norwegia berupaya menyelamatkan kedua sandera ini sebelum akhirnya mereka dibunuh secara kejam. Namun baik Tiongkok dan Norwegia menolak membayar uang tebusan.
Padahal, China-Tiongkok bukanlah bagian dari negara-negara yang ikut dalam operasi memerangi ISIS. Bila merespons tindakan ISIS terhadap warganya, maka reaksi Beijing ini akan meningkatkan kerja sama antarnegara memerangi terorisme.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri China-Tiongkok tak menyebut akan melakukan serangan terhadap ISIS. Sedangkan Presiden China Xi Jinping mengatakan Terorisme adalah musuh semua manusia. “China menentang segala ideologi teroris, dan dengan tegas melawan setiap kegiatan kriminal teroris yang tak sesuai dengan prinsip kemanusiaan.”