Soloraya
Jumat, 20 November 2015 - 10:50 WIB

SERANGAN HAMA : 112 Hektare Lahan Padi Diserang Penggerek Batang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani padi (JIBI/Dok)

Serangan hama di Klaten mengakibatkan sedikitnya 112 hektare lahan padi menjadi sasaran hama penggerek batang.

Solopos.com, KLATEN – Memasuki musim hujan, petani diwanti-wanti terhadap serangan hama penggerek batang. Hingga pertengahan November, lahan padi seluas 112 hektare (ha) diserang hama tersebut.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Pertanian (Dispertan), hingga pertengahan November luas lahan yang ditanami padi yakni 9.899 ha. Dari luas tersebut, 112 ha diserang hama penggerek batang. Lahan pertanian yang diserang penggerek batang diantaranya di Kecamatan Wonosari dengan luas serangan 18 ha, Kecamatan Kebonarum 16 ha, Kecamatan Ngawen 12 ha, serta Karangnongko 11 ha.

“Untuk tanaman padi yang diserang itu rata-rata umur 15-55 hari,” kata Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dispertan Klaten, Sunarno, Kamis (19/11/2015).

Serangan penggerek batang belakangan cenderung meningkat. Sebelumnya, serangan penggerek batang hanya pada lahan pertanian seluas 90an ha.

Advertisement

”Kaitannya dengan ini pada musim akan datang serangan itu lebih pada penggerek batang. Karena penggerek batang itu mengalami diapause [masa penangguhan pertumbuhan secara spontan pada serangga]. Saat kemarau, ulat penggerek batang berada di dalam tanah. Ketika ada hujan, ulat itu akan keluar berubah wujud menjadi kepompong ngengat. Ketika curah hujan mencukupi dia menjadi kupu dan nantinya akan meletakkan telur pada tanaman,” katanya.

Lantaran hal itu, Sunarno meminta agar para petani memasuki musim hujan tak langsung melakukan penanaman padi pada lahan pertanian.

“Harapan kami kepada petani ketika hujan jangan langsung membuat persemaian. Diberi jeda sekitar 10 hari baru menyebar benih. Ini dilakukan untuk menghindari peletakan telur dari kupu-kupu,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut, Sunarno mengatakan pada tanaman muda serangan hama penggerek batang tak terlalu menghawatirkan. Hal ini lantaran masih memungkinkan tumbuh tunas baru dari batang yang diserang hama. “Namun, saat fase generatif itu sudah tidak bisa muncul tunas baru. Makanya, harus hati-hati dengan serangan hama ini ketika tanaman sudah mulai dewasa,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif