Jogja
Jumat, 20 November 2015 - 00:20 WIB

KISAH INSPIRATIF : Kantin Sehat SD Taman Muda Tak Ada Satupun Makanan Ber-MSG

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekolah dasar (SD) Taman Muda, Taman Siswa, Kota Jogja (JIBI/Harian Jogja/Sekar Langit Nariswari)

Kisah inspiratif berikut datang dari sekolah yang mengutamakan makanan sehat.

Harianjogja.com, JOGJA-Sekolah dasar (SD) Taman Muda, Taman Siswa, Kota Jogja melindungi murid-muridnya dari makanan berbahaya. Mereka menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan keselamatan murid.

Advertisement

SD Taman Muda, merupakan sekolah inklusi yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk belajar berdampingan dengan anak tanpa kebutuhan khusus. Meski demikian, tak terlihat ada perbedaan dalam suasana belajar di sekolah itu. Pergaulan sehari-hari para siswa juga berjalan normal.

Semua murid asyik berlari-lari di halaman sekolah sambil bercanda saat waktu istirahat tiba. Beberapa murid juga sibuk lalu-lalang ke kantin sekolahnya untuk membeli jajanan. Namun ada satu pengecualian yang berbeda di sekolah ini. SD Taman Muda menerapkan dengan ketat aturan jajanan sehat yang dijual di kantin. Spanduk bertuliskan Kantin Sehat SD Taman Muda digantung di pintu masuk warung. Dari dua kantin di sekolah tersebut, semuanya memasang spanduk yang sama.

Advertisement

Semua murid asyik berlari-lari di halaman sekolah sambil bercanda saat waktu istirahat tiba. Beberapa murid juga sibuk lalu-lalang ke kantin sekolahnya untuk membeli jajanan. Namun ada satu pengecualian yang berbeda di sekolah ini. SD Taman Muda menerapkan dengan ketat aturan jajanan sehat yang dijual di kantin. Spanduk bertuliskan Kantin Sehat SD Taman Muda digantung di pintu masuk warung. Dari dua kantin di sekolah tersebut, semuanya memasang spanduk yang sama.

“Status kami sebagai SD inklusi membuat kami harus benar-benar peduli pada makanan yang dijual di sini,” ujar Anastasia Ria Triasih, Kepala SD Taman Muda saat ditemui Harianjogja.com di kantornya, Selasa (17/11/2015).

Seluruh makanan dan minuman yang tersedia di kantin diharuskan bebas monosodium glutamat (MSG) atau penyedap rasa buatan, pengawet, dan pewarna khusus makanan. Kudapan yang boleh dijual juga harus mengacu pada daftar yang dikeluarkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sebelumnya, seluruh guru di sekolah ini mendapat informasi mengenai saran dan cara pelaksanaan kantin sehat dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Advertisement

“Anak autis tidak boleh makan gandum, susu dan sejenisnya,” ujar wanita berkacamata ini.

Anak autis akan mengalami tantrum atau ledakan emosi apabila mengonsumsi makanan-makanan tersebut. Sekolah ini juga memiliki metode untuk mengecek kadar makanan yang dijual kepada murid-muridnya.

Dari keseluruhan jumlah murid, sekolah yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara pada 1922 ini memiliki empat siswa berkebutuhan khusus. Menurutnya, dengan atau tanpa anak berkebutuhan khusus, semua siswa seharusnya memang mendapatkan jajanan yang sehat dan bebas pengawet.

Advertisement

Kepeduliaan sekolah pada makanan-makanan yang dijual ini juga diakui oleh Iin Dewanti, warga Bantul yang sehari-hari berjualan di kantin SD Taman Muda.

“Tidak boleh makanan dan minuman saset, kecuali yang sesuai dengan aturan BPOM,” ujar wanita yang juga orang tua murid dari sekolah tempatnya berjualan ini.

Ibu dua anak ini menuturkan sekolah benar-benar menekankan kebersihan kantin dan kualitas dagangan mereka. Beberapa jajanan yang umum digemari anak-anak berupa keripik-keripik dengan pewarna cerah juga dilarang dijual di sekolah ini.

Advertisement

“Kami menyediakan kopi, tetapi hanya dijual kepada guru-guru atapun orang tua murid,” kata Iin.

Iin yang biasa berjualan dari pukul 07.00 WIB hingga 13.00 WIB ini mengatakan di kantinnya, roti dan nasi rames bebas dari penyedap rasa.

“Di kantin yang satunya menjual soto dan bakso juga tanpa penyedap rasa atau pengawet,” tambah Iin.

Peraturan yang diterapkan di sekolah ini menjadikan kantin sehat SD Taman Muda menjadi salah satu komunitas yang ikut dinilai dalam Anugerah Desa Pangan Aman 2015. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Wirogunan, Mergangsan, Jogja, itu ikut menyumbangkan aktivitas dan kader berkomitmen yang berkomitmen terhadap keamanan pangan.

“Ada lima komunitas yang dinilai yaitu kantin sekolah, industri kecil produksi pangan, retail, pedagang kaki lima, dan dapur masyarakat,” ujar Momon Khaerul Salam, kader Karang Taruna Kelurahan Wirogunan.

Anastasia mengaku tak tahu mengenai kantin sekolah SD yang dipimpinnya ikut diuji dalam pengetesan oleh BPOM. Namun ia menyatakan pihaknya akan selalu siap untuk diuji kandungan jajanannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif