News
Jumat, 20 November 2015 - 16:15 WIB

HUBUNGAN MULTILATERAL : Indonesia Jadi Anggota Resmi IEA, Ini Keuntungannya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudirman Said selaku menteri ESDM. (JIBI/Solopos/Antara)

Hubungan multilateral dijalin Indonesia dengan bergabung dalam International Energy Agency (IEA).

Solopos.com, JAKARTA – Indonesia akhirnya ditetapkan anggota resmi (associate member) Lembaga Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) di Paris, Prancis, dalam pertemuan menteri-menteri energi sedunia pada 17-18 November 2015.

Advertisement

“Saya melaporkan kepada Presiden hasil pertemuan menteri-menteri energi, OICD, dan anggota IEA,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Sudirman menambahkan Indonesia masuk ke dalam kelompok yang disebut sebagai associate members bersama dengan Tiongkok, Meksiko, dan Chili.

“Thailand juga sedang meng-apply keanggotaan dan intinya kita disambut dengan baik karena ke depan istilah mereka itu tidak ada satu negara pun yang bisa men-secure energinya sendiri,” kata dia.

Advertisement

Jadi, menurut dia, perlu ada kerja sama internasional apalagi Indonesia juga telah masuk dalam keanggotaan negara-negara pengekspor minyak atau OPEC (Organization of The Petroleum Exporting Countries).

“Dan itu artinya Indonesia akan ada dalam dua komunitas. Satu komunitas produsen minyak dan gas, produsen fosil. Satu lagi komunitas yang lebih banyak memproduksi energi baru terbarukan,” kata dia.

Ia menegaskan akan ada keuntungan dari sisi ekspose dan interaksi antaranggota dalam dua komunitas berbeda tersebut.

Advertisement

Salah satu keuntungan menjadi anggota IEA yakni akses terhadap teknologi maju karena sebagian besar anggota IEA adalah negara-negara maju dengan penguasaan teknologi yang sudah sangat baik.

“Salah satu forum yang akan kita bikin pada Februari adalah Bali Clean Energy Forum. Ini akan mengundang mereka juga dan itu akan jadi masukan bahwa kita betul-betul serius memasuki era baru ke energi terbarukan,” katanya.

Menurut dia, banyak peluang kerja sama investasi bisa dikembangkan. “Anda bayangkan, kita punya potensi 300.000 MW yang masih belum digali secara serius dan itu PR kita bersama,” kata Sudirman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif