News
Kamis, 19 November 2015 - 22:20 WIB

KAMPUS JOGJA : Perjuangan Ki Bagus Hadi Kusumo Layak Difilmkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Seminar Kepahlawanan Ki Bagus Hadikusumo di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY lantai IV pada Rabu (18/11/2015)

Kampus Jogja UMY mengusulkan pembuatan film untuk pahlawan nasional.

Harianjogja.com, BANTUL – Gelar pahlawan nasional Republik Indonesia baru saja disematkan pada Ki Bagus Hadi Kusumo. Perjuangan dan perannya membuat pembukaan UUD 1945 dan perjuangan menegakkan akidah Islam selama masa penjajahan patut untuk diteruskan oleh generasi bangsa.

Advertisement

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Profesor Bambang Cipto mengatakan perjuangan Ki Bagus Hadi Kusumo seharusnya tidak hanya patut didokumentasikan dalam bentuk karya tertulis, namun kisah perjuangan beliau sudah selayaknya diangkat ke dalam layar lebar.

Bambang menambahkan Perjuangan Ki Bagus Hadi Kusumo tersebut hanya dipublikasikan melalui tulisan atau buku masih kurang menarik. Karena minat baca masyarakat saat ini mulai berkurang.

“Oleh karena itulah, perjuangan Ki Bagus memang sudah selayaknya dibuat film. Karena itu justru yang akan lebih menarik minat masyarakat untuk mengetahui lebih jauh tentang sosok dan perjuangan Ki Bagus. UMY siap mendukung jika perjuangan Ki Bagus ini difilmkan,” kata Bambang saat membuka Seminar Kepahlawanan Ki Bagus Hadikusumo di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY lantai 4, Rabu (18/11/2015).

Advertisement

Profesor Buya Syafii Ma’arif menyampaikan sosok Ki Bagus Hadi Kusumo merupakan salah satu pendiri negara yang keras, tegas namun luwes.

“Sikap Ki Bagus merupakan buah dari ajaran-ajaran K.H. Ahmad Dahlan. Mungkin kalau tidak dididik oleh Ahmad Dahlan, beliau hanya menjadi kiayi biasa,” jelas Buya.

Buya mengatakan Ki Bagus merupakan seorang petarung yang memiliki argumen kuat. Orang Muhammadiyah sudah seharusnya bertutur jelas, memiliki prinsip yang kuat dan tegas dalam berargumentasi.

Advertisement

“Argumen yang kuat itu juga harus disertai dengan kebenaran mutlak, tidak dengan memonopoli kebenaran. Maka ketika berargumen harus berlandaskan dalam kebenaran meski tidak dapat diterima oleh pihak lain,” jelas Buya.

Martino Sardi yang sejak 1990 telah melakukan riset terhadap Ki Bagus. Dia kagum akan tokoh nasional Ki Bagus Hadi Kusumo karena pemikirannya mencerminkan seorang tokoh yang kepemimpinannya dilakukan tanpa pamrih.

“Pada tahun 1993 saya pernah merumuskan perjuangan Ki bagus dalam bahasa latin yang menjadi diskusi hangat di Italia. Ki Bagus, Vir pacificus et totus islamicus yang artinya Ki Bagus, putra yang damai dan sungguh-sungguh Islam,” kata Martino.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif