Jogja
Kamis, 19 November 2015 - 08:20 WIB

DEMONSTRASI BANTUL : Ratusan Pemuda Geruduk Balai Desa Wonokromo, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Massa pemuda Desa Wonokromo, Pleret, Bantul dari komunitas pecinta bola, menyampaikan tuntutan mereka melalui tulisan di jalan raya, Rabu (18/11/2015). Mereka menuntut Pemerintah Desa membersihkan lapangan dari stan dan bangunan kegiatan pasar malam. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Demonstrasi Bantul dilakukan komunitas pecinta bola.

Harianjogja.com, BANTUL– Ratusan massa pemuda Desa Wonokromo, Pleret, Bantul yang mengklaim komunitas pecinta bola menggeruduk kantor desa setempat. Mereka geram tidak dapat melakukan latihan sepak bola karena lapangan digunakan untuk pasar malam.

Advertisement

Ratusan massa pemuda itu mendatangi Pemerintah Desa Wonokromo, Pleret, Rabu (18/11/2015) sore. Salah satu pemuda Eko Angga mengungkapkan, massa kecewa karena lapangan Desa Wonokromo saat ini dipenuhi stan dan area permainan pasar malam.

Kegiatan pasar malam itu untuk memeriahkan acara seni budaya Rebo Pungkasan yang kerap digelar di Pleret. Namun sayangnya kata dia, Pemerintah Desa selaku panitia acara Rebo Pungkasan tidak pernah berkoordinasi dengan para pengguna lapangan termasuk komunitas pecinta bola ihwal pendirian stan di dalam lapangan.

Advertisement

Kegiatan pasar malam itu untuk memeriahkan acara seni budaya Rebo Pungkasan yang kerap digelar di Pleret. Namun sayangnya kata dia, Pemerintah Desa selaku panitia acara Rebo Pungkasan tidak pernah berkoordinasi dengan para pengguna lapangan termasuk komunitas pecinta bola ihwal pendirian stan di dalam lapangan.

“Biasanya kalau mau ada acara seperti ini seperti tahun-tahun lalu, mereka koordinasi. Ini tiba-tiba langsung mendirikan stan. Struktur tanah lapangan jadi rusak. Dulu biasanya stan itu di luar lapangan bukan di dalam lapangan seperti ini,” ungkap Eko Angga Rabu sore.

Padahal kata dia, bulan depan bakal ada kompetisi sepak bola tingkat kabupaten di Bantul. Para pemuda Wonokromo yang tergabung dalam klub sepak bola Ketonggo FC membutuhkan lapangan untuk tempat latihan.

Advertisement

“Selama ini perawatan dan kebutuhan apapun kami patungan sendiri. Tidak pernah ada perhatian dari pemerintah desa,” tegas Hariyadi.

Pemerintah desa juga diklaim tidak transparan soal retribusi yang ditarik untuk kegiatan tertentu yang menggunakan lapangan Wonokromo.

“Kami menuntut pemerintah desa ikut menganggarkan biaya perawatan untuk lapangan ini serta turut mendanai kegiatan sepak bola, setidaknya untuk beli air minum saja saat latihan,” katanya. Padahal kata dia, bila Ketonggo FC maju dan berprestasi di luar justru pemerintah desa sendiri yang untung.

Advertisement

Humas Panitia Rebo Pungkasan Mustain mengatakan, pasar malam yang telah buka sejak 15 November itu akan selesai pada 13 Desember. Setelah itu ia berjanji lapangan akan dipulihkan agar dapat digunakan untuk aktivitas sepak bola.

“Tadi sudah disepakati, nanti setelah bersih akan dipulihkan,” kata Mustain.

Sementara Kepala Desa Wonokromo, Pleret Edy Pudjono berjanji bakal menganggarkan sebagian dana desa untuk perawatan lapangan serta mendanai kegiatan olahraga sepak bola di wilayah ini. “Anak-anak tadi sebenarnya cerdas-cerdas, enggak masalah dengan permintaan mereka,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif