Jogja
Selasa, 17 November 2015 - 15:20 WIB

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA : Pengerukan Lambat, Tanjung Adikarto Terancam Molor Beroperasi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Komisi B DPRD DIY saat meninjau pengerjaan pengerukan kolam Pelabuhan Tanjung Adikarto di Desa Karangwuni, Wates, Senin (16/11/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Pelabuhan Tanjung Adikarta diperkirakan molor beroperasi menyusul lambatnya proses pengerukan

Harianjogja.com, KUlONPROGO – Menjelang akhir tahun, pengerukan kolam Pelabuhan Tanjung Adikarto diperkirakan tidak akan selesai sesuai target. Pengerukan di lokasi tersebut dinilai tidak maksimal, apalagi dengan mesin sedot yang hanya berkapasitas rendah.

Advertisement

Dalam inspeksi mendadak yang dilakukan anggota DPRD DIY dan DPRD Kulonprogo, tampak proses pengerukan tidak maksimal dilakukan oleh pihak rekanan, Senin (16/11/2015).

Bahkan, Anggota Komisi B DPRD DIY Sudarto menyatakan, adanya keluhan dari masyarakat terkait proses pengerukan kolam pelabuhan yang berlokasi di Desa Karangwuni Wates.

Sudarto mengaku pesimis pengerukan kolam itu akan selesai tepat waktu. Bahkan, pelabuhan terancam tidak dapat dioperasionalkan sesuai rencana semula. Rencananya, pelabuhan itu akan dioperasionalkan pada Februari 2016. Apabila pengerukan kolam masih belum maksimal, maka bukan tidak mungkin operasional pelabuhan DIY itu kembali molor.

Advertisement

“Dari sidak ini, kami melihat ternyata alat yang digunakan untuk mengeruk kolam pelabuhan sangat minim. Kalau demikian, kami pesimis dapat selesai tepat waktu,” ujar Sudarto.

Kapasitas alat penyedot pasir yang digunakan pihak rekanan dinilai terlalu kecil. Bahkan, alat yang digunakan untuk mengeruk itu masih terbilang cukup sederhana. Alat berat yang diturunkan yakni berupa back hoe dan sebuah mesin juga sedang dirakit.

Menurut Sudarto, proses pengerukan cukup lambat dan tidak akan selesai sesuai rencana. Akibatnya, jika kapal-kapal besar tidak bisa merapat ke pelabuhan ini, bukan tidak mungkin pelabuhan itu terancam mangkrak.

Advertisement

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kulonprogo Ponimin Budi Hartono menandaskan, alokasi dana untuk pembangunan dan investasi yang ditanam sejumlah investor sangat besar. Apalagi masyarakat dan juga nelayan sudah sangat berharap pelabuhan dapat segera dibuka.

“Bagaimanapun juga, pelabuhan ini harus jadi. Harapannya, agar ada nilai lebih yang dapat dirasakan masyarakat yang ada di sekitar, maupun bagi daerah sendiri,” jelas Ponimin.

Giyana, petugas PT Handaru Adiputra mengaku, sudah berusaha maksimal untuk menyelesaikan pengerukan.  Sebuah alat sedot juga kembali didatangkan untuk segera menyelesaikan pekerjaan sebelumnya. Namun, diakui Giyana ada satu alat berat yang rusak, sehingga harus digantikan dengan alat berat untuk melanjutkan pengerukan. “

“Kami sudah berupaya maksimal agar pekerjaan cepat selesai. Namun, saat ini kondisinya sudah cukup dalam,” imbuh Giyana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif