Jogja
Senin, 16 November 2015 - 21:20 WIB

MUSIM HUJAN : 14 Nyawa di Jogja Melayang karena Leptospirosis dan Demam Berdarah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa warga Dusun Regedek, Giripanggung, Tepus dan Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi (tengah) memperlihatkan tikus yang berhasil diburu. Jumat (29/5/2015). (JIBI/Harian Jogja/dok.Regedek)

Musim hujan di Jogja harus diwaspadai dari ancaman leptospirosis dan demam berdarah

Harianjogja.com, BANTUL- Penyakit demam berdarah (DB) dan leptospirosis mengancam warga, memasuki musim hujan saat ini. Tahun ini 14 pasien dilaporkan meninggal akibat leptospirosis dan demam berdarah.

Advertisement

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Pramudi Dharmawan mengatakan, penyakit demam berdarah dan leptospirosis biasanya marak terjadi saat musim hujan. Genangan air menjadi media efektif bagi perkembangan telur nyamuk demam berdarah.

Demikian pula kencing tikus penyebab leptospirosis yang bercampur dengan genangan air. “Telur nyamuk demam berdarah itu bisa bertahan hingga enam bulan, kalau terkena air ya sudah menetas,” terang Pramudi, baru-baru ini.

Kasus demam berdarah dan leptospirosis selama ini telah menyebabkan belasan warga meninggal dunia dalam setahun. Data sepanjang tahun ini terjadi sebanyak 1.338 kasus demam berdarah, sembilan diantaranya meninggal dunia.

Advertisement

Sedangkan leptospirosis tercatat sebanyak 83 kasus sebanyak lima diantaranya meninggal dunia. “Kebanyakan kasus meninggal dunia karena terlambat memberi pertolongan. Misalnya korban lepto, dibawa ke rumah sakit setelah kondisi mata korban sudah kuning,” paparnya.

Ia meminta warga turut andil mencegah kematian akibat demam berdarah dan leptospirosis serta berupaya mencegah merebaknya penyakin ini. Antara lain segera memeriksakan diri ke dokter bila merasakan demam tinggi.

Untuk mencegah merebaknya dua penyakit ini, warga harus rajin memberantas sarang nyamuk dengan mengubur barang bekas yang dapat menjadi wadah genangan air, serta menutup tempat penampungan air.

Advertisement

“Khusus leptospirosis yang paling sering menyerang petani, bisa dicegah dengan sering-sering mencuci tangan dan anggota tubuh serta mengenakan sepatu boot kalau ke sawah,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif