SOLOPOS.COM - Pembudi daya ikan lele di Kampung Lele Desa Tegalrejo, Sawit, Boyolali. (Dok.Solopos)
Perikanan Boyolali masih beramsalah dari sisi pasokan benih ikan lele yang kurang.
Solopos.com, BOYOLALI – Peternak ikan lele di Desa Tegalrejo, Sawit, Boyolali, masih sangat tergantung terhadap benih ikan dari luar daerah. Kondisi tersebut membuat peternak tidak bisa memenuhi permintaan pasar karena produksi ikan lele tergantung pada pasokan bibit ikan.
Tokoh peternakan ikan lele Desa Tegalrejo, Darseno, mengatakan eksistensi Tegalrejo sebagai Kampung Lele masih tetap terjaga dengan baik sampai sekarang.
“Luasnya pangsa pasar ikan lele justru memunculkan permasalahan sendiri bagi peternak ikan lele di Tegalrejo yakni soal benih ikan,” ujar Darseno saat ditemui wartawan di Kampung Lele, Sabtu (14/11/2015).
Darseno mengatakan tingkat ketergantungan benih ikan dari laur daerah sagat besar. Bahkan data terakhir, benih ikan lele lokal hanya memenuhi 30%, sedangkan sebanyak 70% bibit lele dipasok dari luar daerah.
“Tingkat kebutuhan benih ikan lele saat ini mencapai 200.000 ekor/hari. Pasokan benih ikan dari luar daerah didapat dari wilayah Jawa Timur dan Yogyakarta,” kata Darseno.
Menurut dia, peternak ikan lele tidak bisa sendirian membudidayakan bibit ikan lele karena minim modal dan pengetahuan sehingga perlu bantuan dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali.
Hal itu sangat penting dilakukan agar bisa mengurangi ketergantungan bibit ikan lele dari daerah lain.
“Produksi ikan lele di Kampung Lele saat ini mencapai 10 ton/hari. Jumlah tersebut bertambah banyak jika digabungkan dengan hasil panen ikan lele di Desa Doplang yang mencapai 7 ton/hari,” kata Darseno.
Sementara itu, Kepala Disnakkan Boyolali, Bambang Jiyanto, berharap ke depan masyarakat bisa mengembangkan budidaya lele secara mandiri.