Soloraya
Sabtu, 14 November 2015 - 14:00 WIB

PROYEK PUGAR RUMAH SRAGEN : Realisasi RTLH di Brangkal Diduga Tak Sesuai RAB

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Material untuk program bedah rumah tak layak huni di Desa Brangkal, Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Proyek pugar rumah Sragen di Desa Brangkal diduga tak sesuai RAB.

Solopos.com, SRAGEN--Realisasi bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) di Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong, Sragen senilai Rp10 juta per rumah diduga tak sesuai rencana anggaran biaya (RAB).  Pengakuan warga penerima bantuan RTLH dengan nominal RAB tidak sinkron, baik jumlah dan nominal harga satuan.

Advertisement

Persoalan itu mencuat ketika wartawan mencocokkan RAB RTLH dengan kondisi rumah dan pengakuan penerima bantuan di RT 001-RT 002/RW 001 Dusun Gejikan, Desa Brangkal, Gemolong, Jumat (13/11/2015).

Seorang penerima RTLH di RT 001/RW 001 Gejikan, Paidi Mulyono, 70, saat ditemui wartawan, Jumat, mengatakan selama bertahun-tahun hingga menderita sakit stroke belum pernah dapat bantuan pemerintah. Baru pada Agustus 2015 lalu, Paidi merasa gembira mendapat bantuan RTLH senilai Rp10 juta.

Advertisement

Seorang penerima RTLH di RT 001/RW 001 Gejikan, Paidi Mulyono, 70, saat ditemui wartawan, Jumat, mengatakan selama bertahun-tahun hingga menderita sakit stroke belum pernah dapat bantuan pemerintah. Baru pada Agustus 2015 lalu, Paidi merasa gembira mendapat bantuan RTLH senilai Rp10 juta.

“Bantuan itu bukan berupa uang tetapi barang material. Untuk pekerjaan pembangunannya dibebankan kepada saya pribadi. Saya harus cari utangan Rp2 juta untuk upah tenaga rehab rumah. Barang yang dimaksud itu seperti pasir satu rit, besi 13 batang, batako 275 buah, semen 25 sak, asbes, dan seterusnya. Tetapi setelah saya hitung-hitung nilai barang itu kurang dari Rp10 juta,” ujar Paidi.

Dia mengetahui kualitas dan kondisi barang bangunan itu karena pernah menjadi mandor bangunan. Bila dibandingkan dengan data di RAB RTLH Paidi, semen yang seharusnya diterima 30 sak dan batako 400 buah. Dalam RAB menyebut tripleks sebanyak delapan lembar namun yang diterima Paidi bukan tripleks tetapi asbes.  “Kalau saya hitung paling nilai material yang saya terima antara Rp6 juta-Rp7 juta. Saya juga tidak diberi kuitansi bukti pembelian material itu,” imbuhnya.

Advertisement

Giyono juga yang mengurus proses pembangunan bedah rumah ibunya yang tinggal bersebelahan dengan kandang sapi.

“Kalau saya tidak tahu nilai barang yang diberikan petugas. Kami dapat bantuan untuk ibu saja sudah bersyukur. Untuk biaya pengerjaannya, kami hanya diberi uang Rp200.000. Ya, jelas tidak cukup. Tetapi kami tidak menghitung uang yang keluar untuk membangunkan rumah ibu,” kata Giyono.

Dia mengaku ada seorang petugas dari Jakarta yang bertanya tentang harga semen kepada pengirim barang. Petugas pengirim barang itu menyebut harga semen itu, kata dia, Rp40.000/sak. Padahal dalam dokumen RAB tercatat harga satuan semen Rp64.000/sak. Bahan-bahan bangunan lainnya yang diterima Giyono hampir sama dengan bahan material yang diterima Paidi.
Paidi mengatakan jumlah batako yang diterima 575 buah. Padahal di RAB tercatat jumlah batako hanya 325 buah.

Advertisement

Paidi dan Ngatiyem merupakan dua dari 16 penerima bantuan RTLH di Desa Brangkal pada tahap I. Bantuan tahan II mulai turun pada November ini untuk 10 RTLH. Salah satunya Purwadi, 57, yang tinggal di Dusun Sidorejo RT 012, Brangkal, yang baru menerima bantuan RTLH berupa barang sejak lima hari lalu. Material yang diterima Purwadi hampir sama dengan penerima bantuan sebelumnya.

“Rumah kami akan dikerjakan Minggu (15/11/2015) karena masih kurang kusen. Karena bantuan terbatas, saya harus memberi tambahan besi dan bahan lainnya. Semua biaya itu dari hasil penjualan kambing,” katanya.

Sementara itu, anggota Tim Teknis Bedah RTLH Desa Brangkal, Gemolong, Sugiyarno, saat ditemui wartawan, Jumat, mengaku tidak tahu menahu tentang nilai dan harga per satuan barang. Sugiyarno yang juga jagabaya Desa Brangkal itu hanya bertugas secara teknis di lapangan untuk menunjukkan rumah warga yang berhak menerima RTLH itu.

Advertisement

“Desa tidak tahu menahu pengadaan material bangunan. Pengadaan semua material itu berasal dari Dinas Sosial semua. Penyusunan RAB pun dari dinas. Pihak desa hanya mengoordinasi ke penerima. Bantuan RTLH pada tahun ini ditujukan pada orang tua lanjut usia. Semula kami mengajukan 50 RTLH tetapi baru disetujui 26 RTLH,” ujarnya.

Advertisement
Kata Kunci : Desa Brangkal Rtlh Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif