SOLOPOS.COM - Redaktur Harian Jogja, Sumadiyono (kiri) menerima perwakilan Karang Taruna Tri Yudha Sakti Kelurahan Bumijo (JIBI/Harian Jogja/Mediani Dyah Natalia)
Kesenian Jogja ditampilkan warga Bumijo.
Harianjogja.com, JOGJA-Jumlah pendatang yang bertambah dan kehidupan modern berisiko mengikis kerukunan di antara warga. Situasi ini yang mendorong Karang Taruna Tri Yudha Sakti Kelurahan Bumijo menggelar Pentas Seni Kearifan Lokal Bumijo.
Sekretaris Pentas Seni Kearifan Lokal Bumijo, Wahyu Triana menuturkan tinggal di Kota Jogja memberikan kelebihan dan kelemahan. Salah satunya semakin beragam warga yang tinggal di Bumijo. Kendati demikian, situasi ini juga rawan melahirkan konflik.
“Sekarang di kampung kami banyak yang datang. Ada mahasiswa dari luar, mungkin karena perbedaan budaya jadi bisa terjadi selisih paham. Kami sendiri berusaha mengajak mereka berbaur agar hal-hal negatif tidak terjadi,” ujarnya saat beraudiensi ke Griya Harianjogja.com, Jumat (13/11/2015).
Dari persoalan tersebut, karang taruna setempat berupaya mengadakan acara yang dapat menyatukan setiap pihak. Didukung Dinas Sosial DIY, komunitas ini akan mengadakan Pentas Seni Kearifan Lokal Bumijo, Sabtu (14/11/2015) di depan Kantor Kelurahan Bumijo.
Bertajuk Satu Rasa Membangun Bangsa, Satu Rasa Dalam Hati, acara tersebut memuat aneka kegiatan yang bermuatan kearifan sosial. Misal dengan menampilkan kesenian ketroprak, pameran foto hingga pemutaran film dokumenter.
“Semua dilakukan oleh warga Bumijo. Pemain ketoprak adalah warga RW 03 Bumijo. Pameran foto dan pemutaran film juga merupakan karya warga Bumijo. Kemudian ada juga musik koes plus,” papar dia.
Redaktur Harian Jogja, Sumadiyono menyambut positif kegiatan yang mengangkat potensi lokal tersebut. Menurut dia, kegiatan ini perlu terus diadakan agar tidak kehidupan bermasyarakat tidak tergerus perkembangan zaman.