Jogja
Sabtu, 14 November 2015 - 09:20 WIB

KERACUNAN TEH SLEMAN: Guru Sebut Bukan Keracunan Tetapi ...

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (keepinitkleen.com)

Keracunan massal yang terjadi di sebuah SD dibantah guru setempat.

Harianjogja.com, SLEMAN- Setelah minum salah produk teh botol, sekitar 21 siswa SD Kanisius Kalasan Jalan Solo Km. 13 Kringinan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Jumat (13/11/2015) pagi dilarikan ke RS Panti Rini karena merasa mual dan pusing.

Advertisement

Saat dikonfirmasi ihwal kejadian itu salah satu guru SD Kanisius Kalasan Dwi Erwanto membantah terjadi keracunan di sekolahnya. Tetapi ia membenarkan jika ada 21 siswa kelas III yang dibawa ke RS Panti Rini. Setelah itu seluruh siswa diperbolehkan pulang. Mereka hanya mengeluhkan mual dan pusing karena kebanyakan minum teh dari salah satu produk minuman yang kebetulan melakukan promosi di sekolahnya.

“Logikanya kalau keracunan siswa lain juga terkena karena semuanya minum, tapi ini kenapa kok hanya kelas III saja. Mungkin karena kebanyakan minum, ada yang minum sampai tiga botol,” terangnya saat ditemui di SD Kanisius Kalasan.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, atau beberapa saat setelah acara minum produk teh dari pihak yang melakukan promosi. Siswa sempat masuk ke dalam kelas, barulah satu per satu mengeluhkan mual dan pusing. Dwi berjanji pihak sekolah akan lebih selektif lagi dengan promosi minuman untuk menghindari peristiwa serupa.

Advertisement

“Kami menunggu hasil laboratorium. Jadi bukan keracunan, mungkin karena setelah banyak minum berlari-lari lalu mual,” kilahnya.

Siswa Kelas III Nanet mengaku mual dan pusing setelah minum teh botol. Saat di RS Panti Rini sejumlah temannya ada yang diberikan pertolongan dengan infus.

“Kalau saya minum satu [botol], hanya mual tidak muntah,” ucapnya.

Advertisement

Terpisah Kepala Disdikpora Sleman Arif Haryono menyatakan, sekolah perlu berhati-hati dalam menerima promosi produk minuman. Apalagi, seperti di sekolah tersebut diminum hampir semua siswa. Meski tidak ada aturan khusus seperti perizinan terkait promosi ke lingkungan pendidikan, tetapi ditegaskan Arief, sebaiknya sekolah harus selektif dan tidak asal-asalan langsung menerima.

“Kami akan minta klarifikasi pihak sekolah, jangan sampai teledor karena apa yang terjadi di sekolah itu tanggungjawab sekolah. Kok dengan mudahnya memasukkan [ke sekolah] promosi produk minuman yang itu dikonsumsi semua siswa,” ungkap dia melalui ponselnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif