News
Jumat, 13 November 2015 - 23:40 WIB

RISET UNS SOLO : Miliki BPU, UNS Targetkan Raih Keuntungan Rp50 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menhub, Ignatius Jonan, datang di UNS Solo untuk mengisi seminar, Sabtu (31/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Riset UNS Solo, pihak universitas menargetkan meraih keuntungan Rp50 miliar dari pengelolaan hasil temuan riset.

Solopos.com, SOLO–Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tahun ini telah meresmikan Badan Pengembangan Usaha (BPU) yang mengelola temuan-temuan hasil riset yang bisa menghasilkan uang. Perguruan tinggi tersebut bahkan mentargetkan bisa meraih keuntungan hingga senilai Rp50 miliar tahun depan. Hal itu dikemukakan Rektor UNS Solo, Ravik Karsidi, ketika ditemui wartawan di kampus setempat, Jumat (13/11/2015).

Advertisement

“Target keuntungan Rp50 miliar tersebut di luar SPP,” ujar Ravik.

Ravik mengungkapkan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) bakal menetapkan status UNS menjadi Bahan Hukum Milik Negara atau Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) 2016 mendatang.

Advertisement

Ravik mengungkapkan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) bakal menetapkan status UNS menjadi Bahan Hukum Milik Negara atau Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) 2016 mendatang.

Penetapan status tersebut dilakukan bersama Universitas Brawijaya. Selain itu, lanjutnya, UNS direncanakan menerima paket dana senilai Rp35 miliar dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Inovasi Kemenristek dan Dikti.

“Paket dana itu diserahkan kepada UNS, karena usaha yang dikembangkan UNS dinilai prospektif,” terangnya.

Advertisement

Meskipun di satu sisi, Ravik mengakui, masih banyak hasil penelitian yang hanya ditaruh di rak atau sebatas menjadi koleksi perpustakaan lantaran banyak peneliti yang tidak cukup percaya diri untuk diekpose.

“Ya karena ini menyangkut sikap dan cara pandang,” ungkapnya.

Sementara itu, pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS menyatakan kesiapannya melakukan pengukuran terhadap hasil riset atau penelitian para dosen. Ini sebagai upaya untuk mengetahui peta kekuatan hasil penelitian yang siap memasuki hilirisasi.

Advertisement

“Pengukuran itu sekaligus untuk menekan keraguan dan rasa kurang percaya diri dosen terhadap hasil penelitiannya,” jelas Sekretaris LPPM UNS, Ari Setiawan.

Ari menjelaskan dalam pengukuran hasil riset akan dikelompokkan dengan level 1 sampai 9.

“Jadi ada asesment. Bagi riset yang masuk level 8 dinyatakan siap memasuki hilirisasi (siap diproduksi masuk dunia industri),” katanya.

Advertisement

Tapi sebelum masuk hilirisasi, Ari menegaskan riset tersebut harus mendapatkan hak paten lebih dulu.

Dia menjelaskan sebelumnya LPPM telah melaksanakan program spin-of. Ada beberapa hasil riset dosen yang dimanfaatkan perusahaan. “Memang kami lihat sudah ada beberapa basil riset yang sudah masuk level 8 atau siap memasuki hilirisasi,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif