Soloraya
Jumat, 13 November 2015 - 18:40 WIB

PENDAPATAN DAERAH BOYOLALI : RSUD Pandanarang Ditarget Raih PAD Rp83,2 Miliar Pada 2016

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi eternit Ruang Direktur RSUD Pandanarang yang ambruk. Foto diambil Jumat (13/2/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pendapatan daerah Boyolali, RSUD Pandanarang ditarget memeroleh pendapatan Rp83,2 miliar.

Solopos.com, BOYOLALI–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandanarang Boyolali ditarget mampu memberikan setoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Boyolali 2016 senilai Rp83,2 miliar. Target setoran PAD ini meningkat Rp3,3 miliar dibandingkan target PAD tahun 2015.

Advertisement

“Terakhir pembahasan dengan Komisi II DPRD Boyolali, target PAD kami tahun depan senilai Rp83,2 miliar,” kata Direktur RSUD Pandanarang, Siti Nurrokhmah Hidayati, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela Perayaan HUT ke-54 RSUD Pandanarang, Jumat (13/11/2015).

Manajemen rumah sakit optimisitis mampu mencapai target kenaikan PAD tahun depan karena mulai Januari 2016 poliklinik terpadu di RSUD Pandanarang dipastikan sudah beroperasi. Selain itu, peningkatan layanan kesehatan dengan menyediakan tambahan dokter-dokter spesialis diharapkan mampu mendongkrak pendapatan rumah sakit.

Saat ini, poliklinik terpadu sedang dalam proses pembangunan. Rencananya ada 26 layanan poli di poliklinik terpadu.

Advertisement

“Di poliklinik terpadu akan kami buka layanan  baru seperti jantung, urologi, dan ortopedi. Selama ini dokter ortopedi di rumah sakit ini hanya part time, nanti kami sediakan dokter yang bisa full time,” imbuh dia.

Sejumlah fasilitas juga dipastikan ditambah seperti layanan CT Scan secara menyeluruh. “Rencananya tahun depan kami membeli CT Scan sendiri. Selama ini layanan CT Scan kami masih kerja sama dengan pihak ketiga,” papar dia.

Selain terus menambah fasilitas pelayanan, RSUD Pandanarang juga tengah berproses untuk meningkatkan tipe rumah sakit. Akreditasi layanan terus dilakukan. Saat ini RSUD Pandanarang adalah rumah sakit tipe C.

Advertisement

“Kami sebenarnya ingin bisa segera naik menjadi rumah sakit tipe B. Tetapi salah satu kendalanya adalah ketersediaan tenaga dokter. Dokter ortopedi, urologi, dan forensik selama ini belum ada di rumah sakit ini. Tahun depan mudah-mudahan sudah bisa kami sediakan dokter ortopedi dan urologi, tinggal dokter forensik yang belum ada,” imbuh Siti.

Manajemen juga berencana menambah jumlah kamar untuk rawat inap. Namun, program itu masih disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Saat ini, RSUD memiliki 297 kamar mulai dari kelas III hingga VIP. “Untuk penambahan jumlah kamar baru kami susun DED-nya.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif