Jogja
Jumat, 13 November 2015 - 18:20 WIB

PEMERIKSAAN KESEHATAN : Warga Gunungkidul Enggan Periksakan Kesehatan Diri

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bakti sosial Ikatan Alumni Dokter Unair di Madiun, Sabtu (14/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Pemeriksaan kesehatan belum disadari oleh warga Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kesadaran masyarakat Gunungkidul untuk memeriksakan diri sebelum menderita suatu penyakit, dinilai masih minim. Padahal langkah tersebut merupakan sebuah pencegahan penyakit.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Sumitro pada Kamis (12/11/2015). Sumitro menyimpulkan hal tersebut dari minimnya angka kunjungan masyarakat ke Klinik Sehat yang dimiliki oleh Dinkes setempat, yang memiliki fungsi sebagai tempat masyarakat memeriksakan dan berkonsultasi mengenai kondisi kesehatannya.

Ia memaparkan, memeriksakan kesehatan sebelum dinyatakan positif sakit sangat diperlukan untuk mengurangi resiko seseorang terkena Penyakit Tidak Menular (PTM).

Apalagi pada saat ini, berdasarkan data kunjungan di 30 Puskesmas se-Gunungkidul, tidak sedikit orang berusia muda mengidap PTM seperti stroke, jantung, hipertensi, diabetes tipe dua dan penyakit lainnya yang masuk 10 besar penyakit PTM yang paling banyak diderita oleh masyarakat.

Advertisement

“Masih sedikit sekali di antara kita yang mau dengan rutin memeriksakan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah, dan orang yang sudah menikah seberapa banyak yang kemudian mengikuti tes pap smear. Padahal bukan saja meminimalisir resiko, serta tidak terjadi keterlambatan penanganan penyakit,” terangnya usai Aksi Pemeriksaan Kesehatan Gratis Dinkes Gunungkidul Kepada Pekerja Informal.

Di samping itu yang perlu diketahui, ada beban pembiayaan yang besar yang perlu ditanggung oleh masyarakat ketika mereka terlambat melakukan upaya pencegahan penyakit dan terlanjur sakit. Misalnya dari 17.500 populasi, angka kesakitan hanya sebesar 15%. Meski demikian, 15 persen yang sakit ini, harus menanggung 80% beban biaya untuk mengurus kesakitannya.

“Kalau bisa mencegah kemunculan 80 persen yang sakit ini, berarti kita menekan keluarnya biaya kesehatan, karena selain menanggung biaya kesehatan bagi si sakit, ada biaya ekonomi yang dikeluarkan, oleh keluarga dan sekitarnya. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, maka dari itu saya berpesan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika ada keluhan yang dirasakan,” paparnya.

Advertisement

Pihaknya berharap dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, maka kesadaran untuk memeriksakan diri sebelum terkena sakit, menjadi meningkat. Bukan hanya mencegah penyakit, mencegah suatu penyakit terlambat ditangani.

Sementara itu, salah seorang peserta pengobatan gratis, Teguh Wiloyo mengatakan, bahwa dirinya sangat mengapresiasi langkah pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan mereka. Setelah mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis, ia mengakui bahwa memang memeriksakan kesehatan diri sebelum sakit merupakan hal yang penting.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif