SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)
Ketahanan pangan di Wonogiri terkendala habisnya cadangan beras di KKP setempat.
Solopos.com, WONOGIRI – Stok beras di gudang cadangan pangan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Wonogiri habis sejak 19 Agustus lalu.
Hal itu mengakibatkan sebanyak 1.260 kepala keluarga atau 5.040 jiwa warga empat desa di tiga kecamatan masuk daftar tunggu penerima bantuan beras.
Untuk diketahui, dalam APBD Wonogiri 2015, KKP mampu menyediakan beras sebagai cadangan pangan sejumlah 5,7 ton. Beras cadangan itu telah dibagikan kepada 524 KK.
“Data di KKP terdapat 2.115 KK yang harus mendapatkan bantuan beras. Namun, hingga September baru 855 KK yang digelontor beras bantuan. Itupun, sejumlah 331 KK mendapatkan kucuran bantuan beras dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jateng, ” kata Kepala KKP Wonogiri, St. Pranowo di kantornya, Jumat (13/11/2015).
Pranowo menjelaskan ke-2.115 KK warga yang mendapat prioritas mendapatkan bantuan beras tersebar di tujuh desa di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Pracimantoro, Kismantoro dan Giritontro masing-masing satu desa serta empat desa di Kecamatan Paranggupito.
“Hingga November masih tersisa 1.260 KK tersebar di empat desa yang belum mendapatkan kucuran bantuan beras. Mudah-mudahan di APBD Perubahan 2015 dialokasikan tambahan pembelian beras cadangan pangan,” kata dia.
Lebih lanjut Pranowo mengatakan, konsumsi beras di Indonesia cukup tinggi. Dia berharap, masyarakat mulai melirik pangan alternatif agar tidak tergantung pada beras.
Ketua Kelomtok Wanita Tani, Desa Kerjo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, Yatmi mengaku, telah tiga tahun mengembangkan bahan baku pangan nonberas.
“Bahan pangan lokal, seperti gembili, jagung, umbi-umbian sudah dikembangkan 34 anggota. Selain bahan baku tersebut, anggota juga memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam berbagai jenis sayuran. Bisa dipastikan kebutuhan sehari-hari dicukupi dari pekarangan rumah,” kata dia.