Teror ISIS menjadi salah satu alasan jutaan penduduk Suriah dan Irak kabur ke Eropa. Namun, 7.500 orang Kurdi dan Yazidi memilih melawan ISIS.
Solopos.com, BAGDHDAD — Pasukan Kurdi bersama pejuang Yazidi di Irak mengerahkan serangan untuk merebut kembali Kota Sinjar dari tangan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Kamis (12/11/2015).
Operasi Free Sinjar di antaranya bertujuan menghentikan pasokan ISIS. Sinjar memiliki jalan utama yang menghubungkan kota-kota di Mosul di Irak dan dan Raqqa di Suriah yang menjadi benteng pertahanan ISIS.
Serangan itu bersamaan dengan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat yang diluncurkan di sejumlah titik di Kota Sinjar pada, Rabu (11/11/2015) malam. Sementara itu, sekitar 7.500 pasukan khusus Kurdi, Peshmerga, dan pejuang Yazidi menuju garis depan.
Pasukan Kurdi dan militer AS, seperti dilaporkan Reuters, mengatakan jumlah pejuang ISIS di Sinjar meningkat setelah bala bantuan datang. Serangan itu dalam pengawasan pemimpin Kurdi di wilayah setempat, Massoud Barzani, yang juga ketua Partai Demokrat Kurdistan (KDP).
Sedangkan bagi pasukan Yazidi, pertempuran itu merupakan sebuah pembalasan. Hussein Derbo yang memimpin 440 pejuang Yasidi dalam serangan itu mengatakan prajuritnya dapat bermigrasi ke Eropa, tapi mereka memilih untuk tetap tinggal di Irak dan bertempur.
“Ini adalah tanah kami dan kehormatan kami. Mereka [ISIS] mengambil kehormatan kami. Kami ingin mendapatkannya kembali,” ucapnya di sebuah desa di pinggiran Kota Sinjar.
Saudara Debo, Farman, berkoar meminta militan ISIS tidak mundur dari pertempuran sehingga prajurit Yazidi dapat menghabisi mereka. Sinjar merupakan bagian dari wilayah yang disengketakan pemerintah federal Irak dan pemerintah daerah Kurdi, kedua belah pihak mengklaim memilikinya.